Iklan

ABISASTRA PHOTOGRAPHY The Art of Photography

Rabu, 06 Januari 2010

Yani Shobariyah Nurbayani Menulis.......Perlunya Kendali Bagi Anak Usia Dini


Perlunya Kendali Bagi Anak Usia Dini
 
Oleh : Yani Shobariyah Nurbayani

Ternyata permasalahan bukan hanya milik orang dewasa tetapi anak-anak pun memiliki permasalahan yang cuykup rumit dan jlimet, kita selaku pendidik dituntut untuk mampu mengatasi dan menanganii permasalahan anak-anak usia 4-6 tahun, Taman Kanak-kanak merupakan tempat atau arena bermain bagi anak-anak usia dini, yang menganut prinsip pembelajaran bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain, dalam artian di dalam permainan pasti ada pembelajaran dan di setiap pembelajaran sudah tentu ada permainan. Dengan peserta didik yang hadir dari berbagai latar belakang keluarga sudah tentu permasalahan yang cukup kompleks dengan sifat anak yang berbeda-beda ada di dalamnya baik dari perilaku yang menyimpang maupun ketergantungan anak pada orangtua sehingga menimbulkan kemandirian anak tidak berkembang secara optimal.
Sesuai dengan perkembangannya, beberapa perilaku negatif anak muncul dan menimbulkan rasa khawatir pada diri orangtua yang mengakibatkan perasaan was-was dalam mendidik anaknya hingga akhirnya anak dikekang tidak diberi kebebasan untuk bergaul dengan teman sebanyanya, orangtua merasa cukup memberikan fasilitas yang dibutuhkan anak-anaknya, padahal sosialisasi dengan teman sebaya sangat dibutuhkan, bukan hanya fasilitas yang serba ada yang dapat memacu anak tumbuh dan berkembang secara optimal melainkan sosialisasi dengan teman-temannya pun sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.
Harunya orangtua membesarkan anak ibarat mengendalikan layangan. Semakin banyak kita bermain tarik ulur tali layangan, semakin banyak kita memperoleh keuntungan dari embusan angin. Tidak dapat dipungkiri bahwa kekhawatiran orangtua terhadap anaknya memang beralasan karena di jaman yang modern seperti sekarang ini banyak hal yang terjadi di luar daya nalar/jangkauan kita selaku orangtua dan pendidik.
Contoh kasus seorang anak yang pendiam, selalu nurut apa kata orangtuanya ternyata di sekolah dia menjadi anak yang pembangkang dan selalu mengganggu teman-temannya, tidak pernah mau mengerjakan tugas sekolah, dan itu betul-betul liar seperti kuda kaluar ti gedogan. Setelah diselidiki mengapa hal itu bisa terjadi ?
Ternyata kepatuhan anak hanya karena rasa takut mendapat hukuman/ancaman dari orangtuanya kalau tidak melaksanakan/nurut apa kata orangtuanya. Padahal dalam pendidikan di taman Kanak-kanak ada bidang pengembangan pembentukan perilaku yang diajarkan melalui pembiasaan sehari-hari. Hal ini juga bisa dilakukan oleh orangtua di rumah karena pembelajaran di taman kanak-kanak terbatas dengan waktu yang hanya 2,5 jam atau 150 menit/hari. Sementara anak berkumpul dengan orangtua lebih dari 12 jam/hari, andai orangtua menyadari betapa berharganya anak bagi masa depan penerus bangsa, jangan biarkan anak-anak kita merasa tertekanm dengan peraturan-peraturan yang kaku yang dibuat oleh orang dewasa yang hanya akan menyenangkan hati orang dewasa saja sementara anak terbelenggu dengan peraturan tersebut.
Seperti yang telah dikemukakan di atas, kita selaku orangtua hendaknya mengasuh anak kita bagai menerbangkan layang-layang, biarkan layang-layang itu terbang tinggi dengan kendali namun sebaiknya kita tidak mengambil lebih banyak daripada yang benar-benar kita miliki. Cobalah untuk memberi anak, yang terkecil sekalipun kebebasan dalam batas tertentu dan kendali atas hidupnya.
Hal itu penting untuk memperkenalkan pada anak mengenai rasa tanggungjawab dan kedewasaan, suatu yang kita ingin agar dimiliki oleh anak. Kemandirian akan membantu anak belajar tentang dunia nyata. Dan, kebijaksanaan pun tumbuh dari keputusan yang dibuat anak.
Psikolog Sylvia B. Rimm, Ph.D mengatakan bahwa orang dari berbagai tingkat usia yang membandingkan besarnya kendali atas hubungan yang ia miliki adalah setara dengan kendali yang dulu dia miliki-bukan yang menurutnya harus dia miliki. Ketika porsi kendali lebih banyak diberikan, orangpun merasa puas; sementara saat porsi kendali berkurang, orang merasa marah. Maka, anak yang dibesarkan orantua yang memberi porsi kendali dalam takaran yang pas, biasanya puas dengan porsi kendali yang ia miliki. bahkan merasa lebih dari cukup.
Ada empat tipe orangtua dalam mendidik anak ;
1. Tinggi kasih, tetapi rendah disiplin mengakibatkan anak-anak manja dan kurang ajar.
2. Rendah kasih, tetapi tinggi disiplin mengakibatkan anak-anak menjadi pemberontak
3. Rendah kasih, rendah disiplin berakibat anak-anak akan menjadi gampangan
4. Tinggi kasih, tinggi disiplin, akan menjadikan anak-anak yang unggul

Firman Allah SWT berfirman " Hai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu" (QS At-Tahrim)
Sementara Imam Ali As ketika menafsirkan ayat tersebut berkata "Didik dan ajarilah mereka". Pendidikan anak adalah sebaik-baik hadiah dan merupakan sesuatu yang paling indah, sekaligus hiasan bagi orangtua.
Mendidik anak adalah lebih baik dibanding dunia seisinya. Oleh sebab itu para orang tua dan pendidik harus bersungguh-sungguh dan ikhlas dalam mendidik dan menumbuhkan generasi penerusnya dengan cara yang ditempuh oleh Rasulullah SAW. (Naskah dikirimkan via Drs.H. Sanwasi,MM)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar