Iklan

ABISASTRA PHOTOGRAPHY The Art of Photography

Rabu, 10 Maret 2010

Dampak Menjamurnya Produk Cina dan Solusinya by : Jejep Falahul Alam

Percikan

Dampak Menjamurnya Produk Cina dan Solusinya

Oleh : J Falahul Alam

Dengan menjamurnya beragam produk Cina di pasaran Majalengka, sebagai konsekuwensi dari dari kesepakatan perdagangan bebas (FTA) ASEAN-Cina.
Pemerintah Kabupaten Majalengka sudah seharusnya mengantisipasi dan melindungi para pelaku usaha tradisional, dari ancaman perdagangan bebas ini yang kian menghawatirkan, terutama terkait masalah harga yang relatif murah bila dibandingkan dengan harga produk lokal. Kendati saat ini, dampaknya belum begitu terasa di masyarakat.

Memang masuknya produk Cina ke tanah air ini memiliki sisi positif dan negatifnya. Sisi positipnya mau tidak mau pelaku usaha lokal harus meningkatkan kualitas produknya untuk memikat pembeli. Sedangkan posisi negatifnya, produk lokal kita kalah saing dari segi harga. Sehingga memicu kebangkrutan industri lokal dalam negeri hingga melahirkan gejolak sosial, menyusul terjadinya ledakan penganguran, karena banyaknya karyawan yang menjadi korban PHK. Kita pun menyadari mahalnya barang-barang lokal yang kita memiliki lebih di karenakan, biaya produksi yang terlalu mahal sehingga berdampak kepada mahalnya barang yang akan dijual ke konsumen. Sebab di manapun juga, yang namanya usaha tidak mungkin menjual barang jika tidak mengambil keuntungan meskipun hanya sedikit. 

Sekedar informasi, dari bebarapa pasar di Kab. Majalengka, Produk Cina yang kini telah menggempur pasar tradisional antara lain mainan anak-anak, perabotan rumah tangga, alat-alat tulis, kain, pakaian jadi, celana jeans dan pakaian bekas. Selain itu juga produk alat-alat rumah  tangga seperti piring, gelas, dan sendok asal Cina. Didalam produk tersebut tertera tulisan made in china.

"Modelnya menarik dan unik, ditambah lagi kualitasnya lumayan bagus. Disamping harganya lebih murah bila  dibandingkan dengan alat-alat kebutuhan dapur yang diproduksi dari dalam negeri," tutur Lisna Yulianti warga Desa Cipeundeuy, Kec. Bantarujeg, saat berbelanja di pasar Cigasong belum lama ini.

Dikatan Lisna, kenapa produk cina banyak digemari ? karena dari segi bentuk memiliki keunikan tersendiri dan kualitas yang lumayan bagus. Sehingga dirinya mencoba-coba untuk memilikinya. "Ya kalau bagus beli lagi, kalau jelek ya ngga atuh, paling saya sebarkan ke tetangga agar berhati-hati membeli produk cina, karena kualitasnya jelek, "ucapnya

Ditempat yang sama, Hermawan, pedagang alat-alat mainan anak-anak, mengaku, saat ini produk asal cina mulai disukai masyarakat, terbukti dengan setiap harinya barang jualanya banyak yang membeli,"lumayan setiap harinya ada yang membeli, karena harganya lebih murah," ujarnya.

Namun disisi lain, salah seorang siswa SMA 1 Majalengka, Adim Mugni Mubaroq mengatakan, bahwa dirinya sempat mengantar temanya membeli handphone (HP) produk cina, namun secara tidak disengaja jatuh ke lantai dengan jarak hanya beberapa CM, langsung rusak layarnya dan tidak bisa dipergunakan lagi. "Bukan berarti membandingkan, HP Cina dengan HP yang ada sekarang lebih bagus yang dulu, meskipun sering jatuh, tapi tidak langsung rusak," ujar adim dengan nada polos.

Itu mungkin sekilas suara hati masyarakat yang mewakili warga lainya. Maka dari itu, untuk mengimbangi harga produk lokal dengan barang impor rasanya sangat sulit untuk dilakukan karena biaya produksi sangat tinggi. Tetapi langkah yang harus Pemkab Majalengka guna mengantisipasi hal ini, dengan terus melakukan pengawasan secara intensif terhadap barang impor yang masuk ke kota Angin ini. Dan jangan lupa untuk berupaya semaksimal mungkin memberdayakan potensi lokal dengan melakukan berbagai kegiatan yang sifatnya peningkatan mutu SDM dan mutu kualitas barang, di samping menggalakan cinta produk lokal kepada seluruh elemen masyarakat tanpa terkecuali.

Selain itu juga, pembinaan manajemen kepada para pelaku usaha mikro dengan membuat jaringan informasi KUKM  melalui promosi secara gencar, melalui jaringan internet tentang keuntungan dan manfaat produk lokal yang ada di Majalengka seperti Batu alam, Rotan, Genteng dll. Harus terus di sosialisasikan agar mampu bersaing dengan produk luar negeri terutama produk Cina saat ini.

Intinya, Pemkab Majalengka, melalui dinas terkait, dalam hal ini Disperindag, Koperasi dan KUKM harus melakukan berbagai upaya peningkatan mutu baik SDM maupun kualitas produk lokal tersebut agar tidak kalah bersaing di mata pembeli.
Selain itu juga, langkah yang harus dilakukan dengan secara kontinyu menggelar berbagai kegiatan yang sifatnya peningkatan baik itu sumber daya manusia maupun peningkatan kualitas barang dengan corak yang lebih kreatatif menyesuaikan dengan kondisi pasar, tujuan agar lebih baik dari sebelumnya dan pelaku usaha tetap eksis meskipun gempuran produk impor kian menjelma. Ada tiga usaha yang terkena ancaman, sentra produk mainan anak-anak, konveksi jeans yang ada di Kecamatan Cikijing. Umumnya perajin di daerah mengaku permintaan produk semakin menurun.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar