Iklan

ABISASTRA PHOTOGRAPHY The Art of Photography

Senin, 18 Oktober 2010

Mengelola Perpustakaan Pribadi

Oleh : Andi Sumarno, SE


Anda memiliki banyak koleksi buku dan majalah? Anda mulai kesulitan menemukan kembali buku atau majalah yang ingin anda baca? Anda menyadari bahwa koleksi buku dan majalah anda perlu disusun rapi, namun anda tidak tahu cara yang paling baik dan mudah? Berikut kiat-kiat yang perlu dilakukan untuk mengolah koleksi buku dan majalah menjadi sebuah perpustakaan pribadi yang sederhana dan menyenangkan.Pengelompokan koleksiSelain koleksi yang perlu disusun, anda membutuhkan ruangan dan peralatan tertentu. Minimal sebuah rak buku yang diletakkan di tempat yang sejuk; jauh dari air dan sinar matahari langsung.Langkah pertama mengelola perpustakaan anda adalah mengelompokkan buku dan majalah yang dimiliki menurut subjek utamanya. Subjek utama tersebut bisa anda buat sendiri berdasarkan subjek-subjek yang anda minati atau pelajari, misalnya agama, sastra, psikologi dan sebagainya. Bila anda sudah tahu sistem klasifikasi yang ingin anda pakai, anda dapat menggunakan subjek tersebut, asal konsisten.Jika jumlah koleksi anda lebih dari 500 judul buku atau majalah dan mencakup banyak subjek, maka anda dapat menggunakan klasifikasi subjek standar yang digunakan oleh perpustakaan secara umum, misalnya sistem Dewey Decimal Classification.Rak koleksi harus diberi kertas label bertuliskan subjek-subjek yang anda pakai. Kemudian ambil buku satu per satu dan letakkan di rak yang sesuai dengan subjeknya. Untuk majalah, harus dikelompokkan sendiri karena biasanya majalah memiliki multi subjek dalam setiap terbitannya. Dengan ini, koleksi anda sudah tampak seperti sebuah perpustakaan sebenarnya meski hanya kumpulan buku.
Klasifikasi
Disebutkan bahwa koleksi dikelompokkan berdasarkan subjek. Tiap subjek diwakili oleh kode nomor yang disebut sebagai “nomor kelas”. Apabila klasifikasi dibuat sendiri, maka kode nomor ini dapat anda sesuaikan dengan kategori subjek yang ada. Daftar klasifikasi ini akan memudahkan anda dalam menentukan nomor kelas masing-masing buku, misalnya: 300. Perempuan dan Ekonomi, 332. Perempuan dan Kerja, 332.392. Perempuan Pekerja Rumah Tangga

Inventarisasi dan Pencatatan Data Koleksi
Langkah berikutnya, mencatat semua koleksi dalam buku induk. Ambil kembali buku yang sudah ditata di rak satu per satu. Mungkin saja letak buku yang sebelumnya anda susun secara sepintas akan berubah. Namun pergeseran itu tidak akan jauh karena buku-buku itu masih satu subjek.
Buku induk biasanya digunakan untuk masing-masing jenis pustaka secara terpisah, misalnya buku, video, kaset dan sebagainya. Untuk majalah tidak menggunakan buku induk, namun langsung dicatat dalam kardeks yang berfungsi sebagai katalog untuk menelusur.
Tiap buku memiliki nomor induk masing-masing meskipun punya judul yang sama. Nomor induk menggambarkan jumlah dan tanggal masuk buku, bukan berdasarkan judul. Buku induk dapat digunakan untuk keperluan statistik. Kapan pun anda dapat mengetahui jumlah koleksi yang ada di perpustakaan anda atau jumlah koleksi yang masuk dalam periode tertentu.
Buku induk hendaknya memuat informasi nomor induk, tanggal masuk koleksi, nama pengarang, judul, penerbit, tahun terbit, asal koleksi (beli, hadiah, foto kopi, atau tukar-menukar), harga, kolasi (jumlah halaman, lampiran), dan nomor panggil (kode yang mewakili koleksi tercatat di punggung buku, menunjukkan lokasi buku di jajaran koleksi di rak).
Pengisian buku induk sekaligus sebagai kegiatan pencatatan data bibliografis yang akan dituangkan dalam katalog. Setelah dimasukkan dalam buku induk, tulis nomor induk di tiap buku. Pembuatan dan Penyusunan Katalog
Katalog berfungsi sebagai alat bantu dalam menelusur koleksi. Informasi yang termuat dalam katalog mewakili masing-masing buku. Katalog dapat dibuat berbasis teknologi yang menggunakan perangkat lunak khusus untuk pengelolaan perpustakaan atau dibuat secara manual dengan mengetik atau menulis tangan. Untuk satu judul buku, sebaiknya dibuatkan 3 katalog, yaitu katalog judul, pengarang dan subjek. Katalog kartu ini biasanya berukuran 7 x 10 cm, dibuat dengan kertas karton.
Penyusunan Koleksi di Rak
Setelah itu buatlah label nomor penyimpanan buku yang akan ditempelkan di punggung buku. Nomor penyimpanan terdiri atas nomor kelas, tiga huruf pertama merupakan nama belakang pengarang dan satu huruf pertama dari judul, misalnya untuk buku berjudul “Kekerasan dalam Rumah Tangga: Kasus Jakarta” tulisan Ratna Batara Munti.
342.61 MUN k
Jika buku ditulis oleh dua atau tiga pengarang, maka pengarang pertama yang digunakan. Jika pengarang lebih dari tiga orang, maka dianggap tidak ada pengarang. Setelah nomor kelas, langsung dicantumkan satu huruf pertama judul.
Penyusunan buku di rak dilakukan berdasarkan nomor kelas, sedangkan untuk majalah disusun berdasarkan abjad judul. Dalam menyusun nomor kelas, urutan penyusunannya adalah berikut:
  1. Urutan nomor kelas
  2. Jika nomor kelas sama, lihat abjad nama pengarang
  3. Jika nomor kelas dan abjad nama pengarang sama, maka lihat abjad judul
  4. Nomor penyimpanan tanpa pengarang harus lebih dulu daripada dengan nama pengarang
Contoh:
342.61 MUN k
342.61 MYN k
342.9 n
342.9 ADH m
Hal tersebut dapat dilakukan untuk menciptakan sebuah perpustakaan pribadi secara sederhana dan menyenangkan. Selamat mencoba! (SN)
  Jika membutuhkan buku panduan klasifikasi, anda dapat menggunakan buku PENGANTAR KLASIFIKASI PERSEPULUHAN DEWEY
Sangat cocok untuk dipakai pada perpustakaan yang koleksinya bersifat umum dan jumlah koleksi bukunya tidak terlalu besar. Buku ini adalah adaptasi dari buku Klasifikasi Persepuluhan Dewey, dan didasarkan pada edisi lengkap Dewey Decimal Classification yang mutakhir, yang disusun kembali sesuai dengan kebutuhan nyata perpustakaan di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar