Iklan

ABISASTRA PHOTOGRAPHY The Art of Photography

Kamis, 18 November 2010

Herry Suhersono Maestro Batik Majalengka Kualitas International

Herry Suhersono dan karyanya
Melukis bisa menggunakan media apapun, tetapi relatif jarang, bahkan boleh dikatakan di Indonesia tidak ada yang mengkhususkan melukis dengan benang (memakai teknik bordir) hanya satu-satunya adalah Hery Suhersono yang membuat lukisan bordir bahkan kadang lukisan bordir dikombinasi dengan batik.
Seniman designer (otodidak) yang ngetop sebagai penulis berbagai buku desain motifm desaion busana, desain bordir, yang berasal dari Enggalwangi, Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka Jawa Barat ini sudah cukup lama menggeluti kegiatan tersebut (melukis) dengan sebutan populernya "lukis bordir kontemporer". memang karyanya tidak diragukan lagi, merupakan terobosan baru (masterpice) di dunia seni rupa Indonesia. Bahkan berbagai pakar seni rupa Indonesia berkomentar, bahwa lukisan bordir kontemporer karya Hery Suhersono merupakan peralihan langkah dari kriya tekstil memasuki seni murni (pure art) yang unggul, unik, artistik, menaril, sebagai karya seni yang khas (bertekstur) imajinatif, inspiratif, karya yang menepis batas-batas kontradiktif antara seni rendah (low art), dengan seni tinggi (high art) serta merupakan sesuatu yang baru (inovatif).
Di tempat kerjanya diberinama "Hery Gallery" yang terletak di Desa Enggalwangi, Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka tersimpan ratusan karyanya dalam berbagai objek dan ukuran, dari yang terciut ukuran 20 x 20 cm dan terluas 150 x 300 serta termasuk karya beberapa motif batik khas Majalengka yang diciptakannya sendiri.
Bukan sekadar itu ia pun ternyata telah menulis beberapa buku desain busana, desain bordir, desain motif, lebih dari 40 judul buku yang sudah tersebar dan populer di Indonesia bahkan Asia (yang diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta, Penerbit Puspa Swara Jakarta). Ia juga termasuk seorang penulis produktif, berbagai buku bacaan, kelahiran Indramayu 5 Mei 1963, yang ketika masa sekolahnya selalu meraih beasiswa Supersemar kala itu. Sejak usia tujuh tahun ia sudah menjadi seorang pelukis.

Sekarang karya-karya lukisnya bordir sebagian sudah mendapatkan nomor hak cipta (hak paten). Mulai mengenal seni rupa bordir/batik awalnya memang lebih banyak bersinggungan dengan bordir dan batik sebagai bagian dari aksesoris busana dan lain semacamnya. Karena memang kebetulan kedua orangtuanya seorang pengusaha batik dan bordir akan tetapi kemudian dari tahun 1978 mulai seni bordirnya diaplikasikan untuk lukisan, di samping sebagai pemanis karya-karya batiknya.
Sekarang benar-benar namanya melambung populer sebagai pelukis bordir kontemporer Indonesia dan sebagai penulis buku-buku desain bordir, desain busana, serta oleh Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
Sang maestro Hery Suhersono kini tentram berdomisili di Desa Enggalwangi, Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka, bersama istri Uti Sayuti,S.Pd dan tiga orang putrinya Fifty Yeary Pertiwi, Elit Jarashuda Alhaq, dan Hery Nahiatul Haq. Tugasnya kini di samping membina keluarga, Herry mengurus gallery/sanggarnya, dan tetap berkarya baik melukis batik maupun menulis serta sesekali mengisi sebagai pembicara di berbagai acara seminar, konferensi, workshop, juga mengisi kuliah umum di berbagai perguruan tinggi 9desain dan seni rupa). Tidak ketinggalan berkeliling kota di dalam maupun di luar negeri untuk berpameran. Karyanya sudah banyak dimiliki atau dikoleksi orang-orang penting, lembaga-lembaga penting, museum, gallery bergengsi baik di dalam maupun di luar negeri.
Berbicara tentang penghargaan, Hery dengan merendah mengakui penghargaan itu semata-mata karena kehendak Allah SWT, dengan didukung kerja keras, keikhlasan, dedikasi, komitmen tinggi dan berkat dorongan teman-teman sesama seniman (praktisi akademisi) maupun teman-teman budayawan/keluarga, para sespuh berkarya, berkreasi, beronovasi, dan berprestasi, serta agar bisa berkiprah memberi manfaat/nilai tambah pada sesama.
Penghasilan dari royalty buku maupun hasil penjualan lukisan bordir dan batiknya, sebagian disihkan untuk mengungkapkan rasa syukur, rasa terima kasih secara sosial. Herry tidak pernah lupa berbagai kepada sesama, di antaranya berbagi melalui santunan bagi para jompo, anak yatim piatu, melaksanakan sunatan massal, membantu membangun mushola/madrasah, mengadakan pelatihan dan pendidikan (workshop) bordir dan batik gratis, dan masih banyak kegiatan sosial masyarakat lainnya, yang dikembangkan bukan saja di daerah tempat domisilinya, akan tetapi di beberapa daerah hampir di seluruh kawasan Indonesia. Belakangan ini dikontrak Bank Indonesia (BI) Semarang dengan Pemerintah Kabupaten Kusud dan BPPPTK Disnakertans Provinsi Jawa Tengah, untuk memberikan Diklat Program Pengembangan Desa Produktif Klaster Budaya/ Wisata Bordir, Batik dan Konveksi.



Herry Suhersono dihubungi oleh pihak Eskul di rumahnya pada saat ia sedang bersih-bersih di halaman rumahnya. Ia tampak lebih sehat dari sebelumnya  setelah beberapa lama menderita sakit akibat menderita penyakit kelebihan lemak pada darah. Herry Suhersono pada bulan Desember 2010 mendapatkan penghargaan Enteupreunership UKM Award di Jakarta. Undangannya sudah dia terima dan dipastikan ia hadir pada waktunya.

Penghargaan dari Organisasi Dunia UNPF (United Nation Population Fund) sebagai Juara Lomba Poster Internasional dalam rangka Konferensi wanita se-dunia ke-empat, di Beijing RRC, 1995.

Pengharaan dari Menteri Negara Kependudukan dan BKKBN sebagai Juara Lomba Poster Kependudukan

Penghargaan dari Menteri Pos dan Telekomunikasi sebagai Juara Lomba Merancang Desain Perangko Indonesia Emas

Penghargaan dari Pemerintah Malaysia sebagai Juara Lomba Kaligrafi (Mal Hijrah Tahun Baru Islam, 2002

Di samping juga meraih juara lomba 001 versi saya Indosat, 1996.

Juara Lukis Ikatan Dharma Wanita Jawa Barat, 1981.
Juara Lomba Logo PORDA Jabar
Juara Lomba kaligrafi KB kesehatan wilayah III Cirebon 1988
Juara lomba lukis Hari Jadi Kota Indramayu, Jawa Barat, 1978

Tidak ada komentar:

Posting Komentar