Open Mind, Open Book
Inin Nastain |
khalifatu fi al-ardhi, berada pada sissi mendekati kesempurnaan. Dari menulis
juga akan berdampak luas pada sendi-sendi lainnya. Dengan menulis, ayat-ayat
Tuhan baik yang sifatnya tersurat, maupun tersirat, sedikit banyak akan terkuak.
Di sanalah sisi lain dari indahnya menulis.
Terlepas dari apakah tulisan kita mendapatkan apresiasi dari pihak lain, berupa
penghargaan, misalnya ataupun tidak. Yang pasti, dengan menulis, kita telah
melaksanakan perintah Tuhan dalam Firman-Nya yang pertama kali di-wahyu-kan
kepada Muhammad SAW, Iqra!
Ghirah untuk terus menulis akan semakin besar, ketika ada penghargaan dari pihak
luar. Dengan penghargaan yang diberikan akan menjadi stimuli tersendiri untuk
terus dan terus menulis menggali berbagai sisi kehidupan. Penghargaan yang
diberikan dari pihak luar itu lah, sedikit banyak mempengaruhi minhaj hidup
seseorang.
Meskipun penghargaan bukan segala-galanya dari setiap prilaku, namun penghargaan
yang diterima, akan menjadi kekuatan tersendiri untuk terus berkreasi dalam
dunia tulis-menulis. Ada kekuatan yang maha dahsyat, ketika hasil karya dalam
tulisan mendapatkan apresiasi sekaligus menjadi tantangan tersendiri untuk terus
menulis dan menulis.
Sehingga, bukan suatu hal yang berlebihan, ketika seseorang menjadikan “menulis
adalah nadiku” sebagai Motto hidup. Karena hanya dengan menulis, maka kehidupan
seseorang bukan hanya sekedar secara jasadiyah an sich, melainkan secara hakiki
seseorang telah hidup, karena sedikit banyak telah mencoba dalam sebuah proses
dari sebuah khalifatu fi al-ardhi, untuk menuju insan kamil, menuju Mardlotillah
dan kemudian diseru oleh Nya dengan seruan “yaa ayyatuha al-nafsu
al-muthmainnah. Irji’ii ilaa robbiki raadliyatan al-mardliyyah. Fa al-dkhulii
fii ‘ibaadii wa al-dkhulii jannati.”
Dengan orientasi tersebut, maka hanya kebahagiaan yang ada, yang menyertai
saat-saat beraktifitas, saat-saat menulis. Kebahagiaan secara psikis akan sangat
mungkin diperoleh, dari sebuah aktifitas menulis. Kekayaan yang teramat agung di
alam fana ini, sebuah kebahagiaan yang membawa ketenangan hati, nafsu
muthmainnah.
Dan dari sanalah, akan terbukti sebuah ungkapan “Lembutnya Kekasih yang mengelus
daguku dengan aroma wangi yang menghiasi, tidak akan bisa mengalahkan indahnya
saat aku menemui Mu lewat menulis di malam hari, ketika orang lain terlelap
dalam mimpiny. “
Salam Madzhab CINTA
Inin, Desa Leuweung Hapit, Kecamatan Ligung. kemudian pindah ke Bantarwaru,
Ligung, alumni MAN Rajagaluh tahun 2002
Komentar
Posting Komentar