Manisan Kates di Kasepuhan Cirebon

Pedagang manisan kates asal Pemalang di Cirebon
Anak-anak jaman sekarang mungkin sudah jarang menjumpai makanan tradisional manisan kates (Jawa) atau manisan gedang (Sunda). Manisan kates adalah manisan buah pepaya (papaya-papaya) yang memang sudah jarang dibuat oleh masyarakat. Berbeda dengan jaman dahulu pada tahun 70-80an, manisan kates menjadi primadona makanan masyarakat umum. Semaraknya manisan kates juga ditemani oleh maraknya manisan cerme karena dua-duanya mempunyai cita rasa yang tidak jauh berbeda.Manisan kates sekarang sudah mulai langka karena sudah kalah bersaing dengan makanan-makanan kemasan yang mudah didapatkan di setiap warung. Apalagi banyak orang yang merasa "jijik" ketika melihat manisan kates sering dihinggapi sejenis lalat. Padahal sebenarnya manisan kates sering dihinggapi tawon kecil. Manisan kates adalah manisan yang mengandung sari madu."Perpaduan antara campuran pepaya dan gula itu menghasilkan madu, makanya manisan kates sering diserbu tawon !" ujar seorang pedagang manisan kates ketika diwawancarai Eskul di halaman kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon.
Menurut pedagang manisan asal Pemalang ini, manisan katesnya didatangkan dari Pemalang Jawa Tengah dan dia datang ke Keraton Kasepuhan setiap tahunnya.  Ia menyebutkan bahwa manisan kates sangat bermanfaat bagi kesehatan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh karena kandungan madunya tidak beda jauh dengan madu biasa. "Tuh lihat banyak tawonnya...!" katanya seraya menyebutkan dagangannya itu selalu dikontrol oleh petugas kesehatan untuk membuktikan bahwa manisannya benar-benar aman."Dagangan saya kan banyak dihinggapi tawon kecil jadi petugas kesehatan sering mengecek dagangan saya. Ternyata sangat menyehatkan katanya.....!" ujar pedagang itu*** 

Komentar

Postingan Populer