Iklan

ABISASTRA PHOTOGRAPHY The Art of Photography

Rabu, 21 September 2011

Membaca dan Menulis

Endang Suhendar (Abby)

Celoteh Endang Suhendar 

Saya tidak pernah mengira bisa menjalani profesi sebagai seorang jurnalis (pengelola media) dan wartawan. Saya tidak punya anggota keluarga yang seorang wartawan atau jurnalis. Mungkin kebetulan saja salahsatu kakek saya semasa hidupnya pernah bertugas sebagai Kabag Humas di Setda Kota  Bandung. Banyak wartawan yang datang kepada mendiang kakek saya.  Waktu itu, koran-koran dari kantornya dibawa ke rumah dan saya ikut membacanya tiap hari. Hingga akhirnya saya  punya kecintaan pada membaca dan menulis.
Itulah yang saya rasakan punya andil mengantarkan saya pada sosok saya sekarang ini, yang tidak bisa melepaskan diri dari membaca dan menulis. Kalau tidak membaca, mata saya seperti gatal dan jika tidak menulis, kepala saya justru terserang migrain. Makanya di manapun berada, saya selalu menyempatkan diri untuk membaca dan menulis.
Sewaktu menuntut ilmu di Editing Unpad, saya pernah menyimak petuah ilmiah  Lanny Hardy,M.Sc. Katanya, kita tidak boleh menyia-siakan bahan bacaan yang ada di sekeliling kita. Katanya, kalau ada serpihan koran di tukang lotek pun harus sempat dibaca dulu. Dengan maksud lain, kita tidak boleh menunda kesempatan untuk menggali informasi.
Petuah ilmiah Lanny Hardy itulah yang selalu saya gunakan dalam kehidupan saya. Saya suka membaca apapun yang bisa saya baca dan saya selalu menuliskan apa saja yang bisa saya tulis.
Kegemaran membaca dan menulis lah yang mengantarkan saya pada pengelolaan Eskul Media Mandiri. Sekarang media tersebut bukan saja dibaca di tingkat lokal melainkan juga tingkat internasional. Eskul Media Mandiri kini sudah hadir di Harlesden, Inggris. Ada kawan-kawan saya di sana yang ikut membantu secara langsung. Ada Titouk, Marrissa Begonia, dan Fatma. Ditambah beberapa kawan mereka yang tergabung dalam Justice for Domestic Workers (J4DW),  ikut support langsung.
Saya harus memenuhi undangan mereka untuk datang ke sana. Tentunya di sana tidak untuk main, tetapi menggali sumber informasi yang bisa dibawa dan disampaikan pada publik di Indonesia. Modal yang saya akan bawa ke sana adalah kegemaran membaca dan menulis. Mudah-mudahan saya bisa melaksanakannya... Semoga. ***

Simak  www.eskul-media.blogspot.com

Minggu, 04 September 2011

SENTUHAN HATI SEORANG SUAMI


By: M. Agus Syafii


Sentuhan hati seorang suami mampu melunakkan kerasnya watak dan karakter istrinya. Cinta yang tulus penuh kasih sayang seorang suami telah membuat hati istrinya menjadi luluh. Ada seorang Ibu yang berkenan berbagi untuk Rumah Amalia karena sebagai wujud rasa bersyukur kepada Allah karena telah diberikan suami yang telah membimbingnya menjadi istri yang sholehah. Beliau bertutur sosok suami yang begitu penyabar. Kehidupannya selama ini dikatakan mengalir dengan mudah. Dirinya bekerja diperusahaan swasta nasional yang bonafit dengan posisi jabatan yang cukup lumayan karena posisi inilah ia sering melakukan perjalanan keluar kota. 



Dalam setiap bulan bisa dua atau tiga kali penerbangan dan setiap bepergian bisa tiga hari. Praktis suami dan anak ditinggalkannya sehingga bagi suami dan anaknya tidak pernah mempermasalahkan aktifitas kerjanya. Selama lima tahun perkawinan, ia hampir tidak pernah melayani suami dengan menyediakan air putih atau teh hangat, mempersiapkan baju kerja suami namun suaminya tidak pernah memprotes, dia terbiasa menyiapkan semuanya sendiri. Kesabaran & pengertian suami inilah yang malah membuat ia semakin seenaknya. Setiap minggu senantiasa menunjukkan agenda kegiatannya yang padat dan meminta suami mengurus segala keperluan rumah tangga, pernah ia ditegur oleh suami, 'Mama kalo nyuruh ama ayah kok kayak nyuruh ama bawahan ya?'Terkadang teguran suami dianggap sebagai usaha menghalangi kariernya. Sampai ia pernah mengatakan. 'Saya sudah terbiasa mandiri, tidak ada suami, saya juga bisa hidup sendiri.' Mendengar apa yang diucapkan istri, suaminya malah meminta maaf bila kata-kata yang diucapkannya salah. begitulah suaminya dipenuhi dengan kesabaran & pengertian. 


Kemudian pada suatu hari ibu itu mengalami musibah terjatuh ketika berada di kantor disaat sedang berlari, sampai tulangnya patah. Sampai dirinya segera dibawa ke Rumah Sakit. Kondisis membuatnya tidak bisa bergerak, hanya terbaring lemah. Kakinya terasa sakit yang sangat luar biasa bila digunakan untuk menggeser sedikit aja. Disaat kondisi seperti inilah ia mendapatkan tamparan atas kesombongannya selama ini. Suaminya dengan penuh kesabaran membantunya, terutama ketika BAB ditempat tidur. Sehari di rumah ia masih sombong dan selalu mengeluh namun suami tidak berkata apapun. 


Dengan sabar sang suami memandikan, memijat punggung dan membesarkan hati istrinya. Air mata sang ibu mengalir, saya mendengarkannya. Sementara suami duduk disampingnya dan memangku sang buah hati. Terlihat rintik hujan membasahi jalanan. DI Rumah Amalia terlihat anak-anak sedang berlarian. Ibu melanjutkan kisahnya, Pernah suatu ketika ia begitu sangat ingin buang air besar, ia memaksa pergi ke kamar mandi, suaminya melarang, malah membuatnya marah dan mengatakan bahwa suaminya tidak perlu membantu. Dengan angkuh ia merangkak ke kamar mandi dengan menahan rasa sakit berderai air mata, tiba-tiba sebuah tangan merengkuh & memeluknya. Ia terkejut melihat suaminya meneteskan air mata. 'Ma, saya tidak akan pernah keberatan membantu mama sekalipun mama sudah tidak berdaya & maut menjemput sekalipun, ayah hanya berharap mama lebih sabar & ikhlas. Aku mohon ma, bersyukurlah karena hanya lutut yang cidera.


' Suaminya kemudian menggendongnya ke tempat tidur, mengambil pispot dan membantu BAB tanpa jijik. Sang istri menangis dan memohon ampun kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, 'Ya Allah, ampunilah hambaMu ini yang tidak pernah mensyukuri apa yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, Engkau berikan suami yang sabar & penuh pengertian serta anak yang lucu.'Disaat itulah ia menangis dibahu suaminya. 'Yah, maafkan mama ya..Bantu mama menjadi istri & ibu yang baik.' Sejak peristiwa itu telah membuat mata beliau terbuka betapa hati seorang suami betapa hangat penuh kasih sayang dan ikhlas. Anaknya yang masih kecil juga sudah mengerti apa yang sedang terjadi. Segera memeluk dan menciumi pipi mamanya. Ujian & cobaan yang telah dilalui menyadarkan betapa Allah Maha Besar telah menganugerahkan kebahagiaan untuk dirinya, suami dan sang buah hatinya. Tiada henti sang ibu memanjatkan puji syukur kehadirat Allah karena telah diberikan suami yang penuh pengertian & anaknya yang manis serta lucu.{E2}