Bantuan Alat Wirausaha Bagi Remaja Putus Sekolah dan Warga Difabel

Suara Masyarakat

Bantuan Alat Wirausaha 
Bagi Remaja Putus Sekolah dan Warga Difabel

Laporan Febry Alfanuddin Indalloh (ESKUL Semarang Jawa Tengah)

Dalam manajemen, jika dibagikan seperti BLT itu bodoh namanya. Rawan korupsi dan percuma, seperti Kera di beri cermin. Kalau perlu ada BUMN atau Dinas yang mengelola pengangguran. Jangan cuma menampung tapi membina hingga mandiri. Contoh : Semua Warga Negara wajib bekerja, pengangguran wajib bekerja pada Pemerintah  yang dikelola BUMN atau Dinas. Tidak seperti Menteri Tenaga Kerja sekarang cuma numpuk berkas pengangguran dan Kartu Kuning. Habis itu laporan bohong menurunkan angka kemiskinan. Lihat yang telah bekerja pun tak bergaji, contoh wiyata bhakti 75 Ribu, Honorer 100 Ribu, Tenaga Lepas 300 Ribu, Karyawan Toko 400 Ribu. Bagaimana berkurang angka kemiskinan. Padahal Standard minim 1,5 juta. Eh……masih kena pajak. Ditambah pembelian pajak kebutuhan. Berapa tabungan Mereka ? Minus ! Alias Hutang.
* Apakah anak remaja putus sekolah bisa bergerak kalau di beri hanya beberapa ?! Karena mereka merasa bukan ciuta – citanya padahal banyak jalan yang harus ditempuh untuk cita – cita. Yang penting proses karena cita – cita hanya sebuah tujuan. Jika memberi harus bertanggung jawab manfaatnya. Perintahkan PNS dari tenaga kerja untuk memanajemen sampai tuntas berhasil. Kalu perlu seluruh Indonesia, jadi Daftar Kartu Pencari Kerja bisa dicoret, tidak perlu menunggu Lamaran Kerja, langsung ambil saja pengangguran untuk wajib bekerja atau di didik wira usaha. Kalau hanya di bagikan hanya sesaat terus terbengkalai. Bukalah lapangan kerja seluas – luasnya kalau perlu wajib. Jadi Pengangguran Nol.  


    


Komentar

Postingan Populer