Buntut Kasus Miras di SMPN 1 Rajagaluh
SMPN 1 Rajagaluh
Dampak Pemberitaan Keliru
Mental Guru Jatuh
Rajagaluh/Eskul,-
Kredibilitas SMPN 1 Rajagaluh sedang diuji. Pasalnya Kepala SMPN 1 Rajagaluh mengambil langkah berani dengan menindak tegas 13 siswanya yang terlibat pelanggaran berat. Ketiga belas siswa SMPN 1 Rajagaluh tersebut kepergok sedang pesta miras. Mereka yang kepergok itu sebenarnya sudah pernah beberapa kali melakukan pelanggaran tata tertib sekolah, seperti merokok pada saat masih berseragam, bolos, terlambat, dan semua itu sudah ada dalam catatan baik di wali kelas kesiswaan maupun BP. .
Puncak kemarahan H. Yuyu Nurwahyu terjadi setelah seorang guru PPKN Winarno, SH yang sedang melatih siswa pada kegiatan ekstrakurikuler sepakbola di lapangan SMPN 1 Rajagaluh. Ia tiba-tiba dipanggil oleh salahsatu anggota polisi dari Polsek Rajagaluh. Tiba di Polsek Rajagaluh, Winarno diberi kabar bahwa beberapa siswa SMPN 1 Rajagaluh diamankan ke Polsek Rajagaluh karena kedapatan sedang pesta miras. H. Yuyu yang dilapori Winarno akhirnya benar-benar marah.
Menurut Winarno, pihak Polsek mengizinkan siswa pulang setelah ada jaminan berupa kehadiran pihak orangtua tersangka atau guru dari pihak sekolah. Winarno juga menyebutkan bahwa kenakalan siswa SMPN 1 Rajagaluh. Sebagai Pembina OSIS Winarno mengaku sangat kecewa atas pemberitaan kasus tersebut yang sangat tidak seimbang di salahsatu media yang tidak melakukan konfirmasi terlebih dahulu kepada pihak sekolah, sehingga seolah-olah ada kesan bahwa pihak sekolah dalam melakukan tindaklanjut dari permasalah yang ada tidak procedural padahal sebenarnya tindakan sekolah sangat tepat yaitu melakukan rapat sebanyak tiga kali, berkonsultasi kepada Dinas Pendidikan, dan melakukan penetapan keputusan siswa bermasalah tersebut dikembalikan kepada orangtua.
Masalah timbul karena salahsatu pihak orangtua bermasalah tersebut mengeluh di media massa dan media tersebut tidak melakukan konfirmasi. “Justru akhirnya pihak sekolah merasa dituding karena ditulis, gara-gara menguap pada acara kultum, siswa SMPN 1 Rajagaluh, itu kan aneh. Guru-guru di sekolah lain juga tidak percaya atas berita itu!” Ujar Endang Sukarya,S.Pd. yang sama-sama menjabat Pembina Kesiswaan di sekolah tersebut.
Menurut Endang Sukarya, mereka dikembalikan kepada orangtuanya mengacu pada salahsatu kriterian kenaikan dan kelulusan yaitu seorang siswa dinyatakan tidak bisa lulus atau naik kelas apabila siswa terlibat narkoba atau miras. “Merokok pun dalam aturan itu sebenarnya sudah kena !” Ujar Winarno.. Tindakan pihak sekolah sudah tepat karena sebelumnya sudah dilakukan beberapa kali peringatan, pemanggilan, pernyataan di atas materai, hingga akhirnya tindakan pengembalian siswa kepada pihak orang tua.
Ke-13 siswa yang ditindak tegas tersebut masing-masing RA, Rz, , Nrhd, Idr, Arf, Ikb, Dndr, dan Rr. Masing-masing kelas 9 empat orang dan kelas 8 empat orang. Sementara 5 lainnya tidak masuk dalam kategori melakukan pelanggaran berat sehingga kelimanya bisa tetap berstatus sebagai siswa SMPN 1 Rajagaluh. Kesalahan kelima siswa diampuni.
Setelah dikembalikan pihak orangtua, delapan pasangan orangtua siswa yang terlibat tindakan miras tersebut memutuskan untuk memindahkan anaknya ke sekolah lain. Ke delapan siswa tersebut dikabarkan telah masuk kembali di satu SMP di masih di kawasan Majalengka timur. Namun pihak sekolah meminta untuk merahasiakan identitas sekolah yang dilimpahi siswa bermasalah tersebut.
Dampak dari pemberitaan tersebut, Winarno menyebutkan bahwa dirinya saat ini sudah tidak bisa lagi berkonsentrasi dalam mengajar di kelas maupun dalam aktivitas pribadinya. “Kuliah saya pun terganggu, karena bagaimana pun masalah tersebut adalah tanggungjawab saya juga sebagai guru dan Pembina kesiswaan !” Ujarnya.
Winarno dan Endang Sukarya berharap agar kedelapan siswa yang pindah ke sekolah lain bisa belajar dengan baik sehingga dapat naik kelas dan lulus dalam ujian nasional. Kepada pihak pihak memberikan informasi keliru diharapkan bisa berkerja secara professional hingga jangan terulang lagi ada pihak yang dirugikan akibat pemberitaan yang tidak tepat tersebut.
Sementara itu, Kepala SMPN 1 Rajagaluh H. Yuyu Nurwahyu,S.Pd. ketika dihubungi langsung tidak banyak bicara. Saat itu kondisinya kurang sehat dan saat ditelepon oleh Eskul H. Yuyu sedang diperiksa oleh dokter setempat. ***
Dampak Pemberitaan Keliru
Mental Guru Jatuh
Rajagaluh/Eskul,-
Kredibilitas SMPN 1 Rajagaluh sedang diuji. Pasalnya Kepala SMPN 1 Rajagaluh mengambil langkah berani dengan menindak tegas 13 siswanya yang terlibat pelanggaran berat. Ketiga belas siswa SMPN 1 Rajagaluh tersebut kepergok sedang pesta miras. Mereka yang kepergok itu sebenarnya sudah pernah beberapa kali melakukan pelanggaran tata tertib sekolah, seperti merokok pada saat masih berseragam, bolos, terlambat, dan semua itu sudah ada dalam catatan baik di wali kelas kesiswaan maupun BP. .
Puncak kemarahan H. Yuyu Nurwahyu terjadi setelah seorang guru PPKN Winarno, SH yang sedang melatih siswa pada kegiatan ekstrakurikuler sepakbola di lapangan SMPN 1 Rajagaluh. Ia tiba-tiba dipanggil oleh salahsatu anggota polisi dari Polsek Rajagaluh. Tiba di Polsek Rajagaluh, Winarno diberi kabar bahwa beberapa siswa SMPN 1 Rajagaluh diamankan ke Polsek Rajagaluh karena kedapatan sedang pesta miras. H. Yuyu yang dilapori Winarno akhirnya benar-benar marah.
Menurut Winarno, pihak Polsek mengizinkan siswa pulang setelah ada jaminan berupa kehadiran pihak orangtua tersangka atau guru dari pihak sekolah. Winarno juga menyebutkan bahwa kenakalan siswa SMPN 1 Rajagaluh. Sebagai Pembina OSIS Winarno mengaku sangat kecewa atas pemberitaan kasus tersebut yang sangat tidak seimbang di salahsatu media yang tidak melakukan konfirmasi terlebih dahulu kepada pihak sekolah, sehingga seolah-olah ada kesan bahwa pihak sekolah dalam melakukan tindaklanjut dari permasalah yang ada tidak procedural padahal sebenarnya tindakan sekolah sangat tepat yaitu melakukan rapat sebanyak tiga kali, berkonsultasi kepada Dinas Pendidikan, dan melakukan penetapan keputusan siswa bermasalah tersebut dikembalikan kepada orangtua.
Masalah timbul karena salahsatu pihak orangtua bermasalah tersebut mengeluh di media massa dan media tersebut tidak melakukan konfirmasi. “Justru akhirnya pihak sekolah merasa dituding karena ditulis, gara-gara menguap pada acara kultum, siswa SMPN 1 Rajagaluh, itu kan aneh. Guru-guru di sekolah lain juga tidak percaya atas berita itu!” Ujar Endang Sukarya,S.Pd. yang sama-sama menjabat Pembina Kesiswaan di sekolah tersebut.
Menurut Endang Sukarya, mereka dikembalikan kepada orangtuanya mengacu pada salahsatu kriterian kenaikan dan kelulusan yaitu seorang siswa dinyatakan tidak bisa lulus atau naik kelas apabila siswa terlibat narkoba atau miras. “Merokok pun dalam aturan itu sebenarnya sudah kena !” Ujar Winarno.. Tindakan pihak sekolah sudah tepat karena sebelumnya sudah dilakukan beberapa kali peringatan, pemanggilan, pernyataan di atas materai, hingga akhirnya tindakan pengembalian siswa kepada pihak orang tua.
Ke-13 siswa yang ditindak tegas tersebut masing-masing RA, Rz, , Nrhd, Idr, Arf, Ikb, Dndr, dan Rr. Masing-masing kelas 9 empat orang dan kelas 8 empat orang. Sementara 5 lainnya tidak masuk dalam kategori melakukan pelanggaran berat sehingga kelimanya bisa tetap berstatus sebagai siswa SMPN 1 Rajagaluh. Kesalahan kelima siswa diampuni.
Setelah dikembalikan pihak orangtua, delapan pasangan orangtua siswa yang terlibat tindakan miras tersebut memutuskan untuk memindahkan anaknya ke sekolah lain. Ke delapan siswa tersebut dikabarkan telah masuk kembali di satu SMP di masih di kawasan Majalengka timur. Namun pihak sekolah meminta untuk merahasiakan identitas sekolah yang dilimpahi siswa bermasalah tersebut.
Dampak dari pemberitaan tersebut, Winarno menyebutkan bahwa dirinya saat ini sudah tidak bisa lagi berkonsentrasi dalam mengajar di kelas maupun dalam aktivitas pribadinya. “Kuliah saya pun terganggu, karena bagaimana pun masalah tersebut adalah tanggungjawab saya juga sebagai guru dan Pembina kesiswaan !” Ujarnya.
Winarno dan Endang Sukarya berharap agar kedelapan siswa yang pindah ke sekolah lain bisa belajar dengan baik sehingga dapat naik kelas dan lulus dalam ujian nasional. Kepada pihak pihak memberikan informasi keliru diharapkan bisa berkerja secara professional hingga jangan terulang lagi ada pihak yang dirugikan akibat pemberitaan yang tidak tepat tersebut.
Sementara itu, Kepala SMPN 1 Rajagaluh H. Yuyu Nurwahyu,S.Pd. ketika dihubungi langsung tidak banyak bicara. Saat itu kondisinya kurang sehat dan saat ditelepon oleh Eskul H. Yuyu sedang diperiksa oleh dokter setempat. ***
Komentar
Posting Komentar