Kebiasaan Orang Jepang
Muhammad Hasan, Kontributor ESKUL di Jepang |
Banyak hal-hal yang saya pelajari dari pengalaman selama kerja dengan orang Jepang. Menurut pandangan dan pengamatan saya selama di negeri sakura, berikut hal-hal penting yang perlu diketahui oleh orang Indonesia yang akan bekerja dengan orang Jepang. Mengapa perlu, karena dari segi budaya dan karakteristik/pola pikir bangsa yang berbeda, maka terjadinya benturan-benturan yang tidak disangka-sangka senantiasa pasti terjadi.
1. Orang Jepang senantiasa tepat waktu, bagi mereka bukan kita yang diatur waktu, tapi kita yang harus mengatur waktu (membuat jadwal dan kegiatan). Jika dilihat dari gerak-gerik orang Jepang, tampaknya di benak mereka sudah terencana kegiatan apa dan kapan harus dilakukan. Hampir tidak ada yang bengong atau berleha-leha. Biasanya orang Jepang datang 5 atau 10 menit sebelum bel masuk. Jika akan terlambat/tidak masuk karena kesiangan, macet, mendadak sakit, atau urusan lainnya, maka harus menghubungi via telepon ke perusahaan sesegera mungkin.
2. Orang Jepang itu pekerja keras. Hal apa saja yang kecil bisa dijadikan lahan pekerjaan bagi mereka. Mungkin bagi orang kita, mereka laksana robot yang tiada hentinya bergerak dan bekerja tanpa mengenal lelah. Bagi kita yang kurang terbiasa, maka hari-hari pertama kerja dengan mereka akan merasa bagai seorang ROMUSHA yang diatur dan tersiksa. Tapi jangan salah tanggap dulu, itu bergantung pada lingkungan serta jenis kerja,,dan pada waktu istirahat mereka juga istirahat.
3. Bekerja dengan penuh tanggung jawab adalah keharusan bagi orang Jepang. Jika terjadi kesalahan atau ada komplen/keluhan dari konsumen/tamu, maka harus bertanggung jawab mencari apa penyebabnya dan langsung minta maaf bila memang salah. Pekerjaan tidak akan datang (perusahaan terancam), jika banyak keluhan dan hilangnya kepercayaan dari pihak konsumen atau kecaman masyarakat luas. Contoh: kasus kadaluarsa perusahaan minuman YUKIJIRUSHI, Fujiya (kue) yang tutup sementara. Bagi masyarakat kita, bila ada sehelai rambut, atau benda asing sedikit dalam makanan, kita cuma ngedumel dalam hati, tidak diangkat ke media bahkan diajukan ke pengadilan.
4. Bekerja dengan target. Biasanya pada waktu pertemuan, rapat, sebelum mulai kerja mereka mengadakan pembicaraan (seputar masalah kerja, hal yang harus diperhatikan, saling tukar pendapat, dsj). Jika bekerja diperusahaan terkemuka seperti TOYOTA, jangan salah setiap karyawan/pegawai dituntut harus mengerjakan dihitung berdasarkan waktu. Misalnya, mengerjakan pekerjaan A harus diselesaikan dalam waktu sekian menit.
5. HORENSO (Hokoku Renraku Soudan) adalah satu aturan umum cara kerja orang Jepang. Yakni, hokoku=melapor jika ada hal/informasi yang harus disampaikan, renraku=menghubungi jika terjadi suatu hal, soudan=berunding jika ada masalah. Jika ada yang ragu atau tak tahu, langsung bertanya (karena inilah yang menjadi sumber masalah/penyebab kecelakaan/kegagalan).
6. Bekerja dengan teliti, cepat, baik, rapih. Kualitas dan pemenuhan kepuasan kepada konsumen/tamu adalah penting.
7. Segala pekerjaan dicatat rinci, didaftar, dan data disimpan dengan rapi (dalam bentuk kertas kerja, nippou/buku laporan harian). Hal ini ditujukan agar tahu apa yang dikerjakan sehari-hari.
8. Adanya sistem 5S (SEIRI/beres-SEITON/rapi-SEISOU/bersih-SEIKETSU/sempurna-SHITSUKE/disiplin) + SHUUKAN/kebiasaan (6S). Setelah selesai kerja, apa-apa yang berantakan segera dibenahi/dibereskan, menaruh alat/peralatan ke tempat semula.
9. Bekerja secara berurutan, dimulai dari yang harus didahulukan.
10. Orang Jepang biasanya mereka lebih banyak diam daripada bicara (chinmoku no bunka/budaya diam). Biasanya langsung diwujudkan dengan tindakan. Karena bagi mereka sudah terbiasa dengan respek terhadap lingkungan sekitar atau KIZUKI (kesadaran). 11. Bekerja dengan aman. Hal ini terbukti dengan adanya sistem ZERO SAI/Nolkan/Hilangkan timbulnya bahaya, ANZEN DAIICHI (utamakan keselamatan) biasanya terpampang dalam pabrik.
Ada banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu persatu, khususnya dalam perbedaan kebiasaan dan perilaku orang Jepang dengan orang Indonesia. Misalnya, orang Jepang biasanya tidak lebih dahulu menegur (selama dirasa perlu), untuk itu kitanya yang harus aktif, Rasa berdikari dan mandiri yang tinggi, orang Jepang jarang menggantungkan pada orang lain selama dirinya tidak mampu. Mereka berusaha mencoba dan melakukannya sendiri terlebih dahulu. (by:EMHA)
Komentar
Posting Komentar