Maestro Batik Bordir Hery Suhersono yang pernah meraih penghargaan dari Unesco (PBB) mengaku dirinya pernah menangis karena merasa benar-benar sakit hati oleh sikap seorang kepala daerah di salahsatu kabupaten di Jawa Barat karena proposalnya yang ia ajukan kepada sang Bupati malah dilempar di depan matanya sendiri. Ungkapan kesedihannya itu dicurahkan saat ia dikunjungi oleh Eskul di Galeri Batik miliknya "Hertyelite" di Enggalwangi, Palasah, Majalengka.
Menurutnya, ia mengalami kondisi trauma setelah kejadian itu dan membuat dirinya tidak berkenan lagi masuk ke pendopo. "Saya benar-benar kapok !" Ujarnya dengan mata basah.
"Saya kalau buat proposal itu tidak pernah asal-asalan. Proposal bikinan saya itu lengkap. Makanya kalau dikirimkan ke Kementrian tidak pernah ditolak...tapi seorang Bupati telah membuat saya menangis. Saya tidak kuat menahan rasa sakit hati !" Ujarnya berkisah.
Batik Bordir karya Hery Suhersono kini mulai diapresiasi oleh masyarakat Majalengka, seperti harapan Hery. Beberapa pimpinan sekolah dan instansi sudah berkunjung secara khusus kepadanya membahas masalah kerjasama tentang pengembangan batik. Jadi tidak perlu bawa proposal lagi ke pendopo, ya Pak..... ***
Menurutnya, ia mengalami kondisi trauma setelah kejadian itu dan membuat dirinya tidak berkenan lagi masuk ke pendopo. "Saya benar-benar kapok !" Ujarnya dengan mata basah.
"Saya kalau buat proposal itu tidak pernah asal-asalan. Proposal bikinan saya itu lengkap. Makanya kalau dikirimkan ke Kementrian tidak pernah ditolak...tapi seorang Bupati telah membuat saya menangis. Saya tidak kuat menahan rasa sakit hati !" Ujarnya berkisah.
Batik Bordir karya Hery Suhersono kini mulai diapresiasi oleh masyarakat Majalengka, seperti harapan Hery. Beberapa pimpinan sekolah dan instansi sudah berkunjung secara khusus kepadanya membahas masalah kerjasama tentang pengembangan batik. Jadi tidak perlu bawa proposal lagi ke pendopo, ya Pak..... ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar