Iklan

ABISASTRA PHOTOGRAPHY The Art of Photography

Sabtu, 05 Maret 2011

INDAHNYA BERAHLAK MULIA


Dra. NURLAELA
Guru DTA dan TPQ Al-Muwahhidin Kecamatan Kasokandel  serta
Guru Fisika :  SMAN 1 Kasokandel Majalengka, MAN Model Ciwaringin Cirebon

Bila kita tengok sejarah peradaban manusia, kita telah mengenal budaya yang dimulai dengan bagaimana sekelompok manusia mengenal akan pentingnya bersosialisasi dengan lingkungannya, sehingga manusia dapat mempertahankan hidup. Salah satu potensi yang dianugerahkan Sang Pencipta adalah kemampuan bersosialisasi dengan
sesamanya, yang ditampilkan dalam kerukunan sebuah keluarga, bertetangga, tempat kerja, lingkungan sekolah, atau ditempat umum. Tingkah laku kita dapat mencerminkan kepribadian, sehingga apakah kita tergolong insan yang mulia atau sebaliknya, karena sesuai pesan Nabi Muhammad SAW bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling baik ahlaknya, karena akan terjalin keharmonisan berkomunikasi, kemanfaatan potensi diri terhadap lingkungannya.

 Aplikasi dalam keluarga bagaimana seluruh elemen keluarga dapat menempatkan diri menurut perannya, orang tua sebagai suritauladan (parrent as a good sample and education resource) bagi anak-anaknya,  kearifan dalam menerapkan aturan menanamkan kesan mendalam terhadap anak bagaimana ia akan berbicara, bertindak dan dapat berinteraksi dengan baik terhadap orang tua atau sesama temannya, terpupuknya kebiasaan baik mendorong anak tumbuh sebagai generasi “SHOLIHIN” yang secara kontinyu senang dengan kebaikan-kebaikan yang tersebar dilingkungannya.

Di lingkungan sekolah peran guru sebagai transformer ilmu, tentunya tidak terbatas hanya berkutat dengan menyampaikan mata pelajaran yang harus dituntaskan dalam kurun waktu yang ditetapkan sesuai kalender pendidikan saja, lebih jauh banyak orang tua murid berharap banyak akan keberhasilan anaknya agar sekolah yang dijalani anaknya menjadi lembaga penggemblengan kecerdasan menciptakan generasi unggulan, sehingga lingkungan sekolah harus secara kontinyu menerapkan aturan yang manusiawi artinya setiap siswa memiliki potensi diri yang beragam yang datang dari berbagai latarbelakang siswa yang berbeda, kerjasama yang baik antara orang tua siswa dan guru harus terjalin, mengingat banyak sekali yang mempengaruhi pribadi siswa yang terkadang menjadi ”anak manis “ dirumahnya tetapi masih gamang dan tidak punya tameng diri untuk menangkal pengaruh buruk yang ditampilkan lingkungan saat dia berinteraksi sosial, adakalanya dia tidak mampu selektif, prilaku mana yang bermanfaat dan konstruktif dan mana yang bersifat merugikan atau destruktif, akibat bias tersebut tidak sedikit pelajar yang seharusnya berada dilingkungan sekolah saat jam belajar malah berada ditempat yang tidak layak dihuni kaum pelajar seperti supermarket, lokasi play station, kafe, dan sebagainya, bahkan tidak sedikit mereka menjadi alat untuk menjalankan kejahatan seperti peredaran ”NARKOBA”, berprilaku seks bebas oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Namun apakah sepenuhnya kesalahan mereka?  Adalah menjadi ”pekerjaan rumah” semua pihak untuk memformulasikan berbagai kiat agar tingkah laku siswa menunjukkan tampilan positif selalu menjunjung tinggi akhlakul karimah.

Implementasi akhlakul karimah, secara sederhana dapat dimulai dari hal-hal yang kecil, seperti uluk salam setiap kali bertemu orang tua, guru dan teman. Bertutur kata yang lemah lembut dan sopan, tentunya keterlibatan orang tua guru dan siswa harus terjalin, artinya saat siswa berada dirumah maka orang tua sepenuhnya berkewajiban menerapkan sifat-sifat ahlakul karimah, saat disekolah maka aturan yang dibuat harus menjadi pembelajaran yang bersifat tidak sesaat sehingga dapat  menanamkan bagaimana ajaran akhlakul karimah menjadi suatu kebutuhan bagi siswa, dan tentunya potensi siswa itu sendiri harus mampu dan mau terus menerus diasah agar dapat mensinergikan prilaku positif dirumah, disekolah maupun dilingkungan masyarakat.         

Kemampuan berakhlakul karimah yang berkesinambungan baik yang ditunjukkan oleh guru, orang tua dan siswa, Insya Alloh akan menjadi suatu kebutuhan dan bukan suatu keterpaksaan, maka dapat dibayangkan dan diharapkan akan menciptakan keharmonisan terwujudnya masyarakat yang sangat mendambakan kondisi lingkungan yang indah, terpenuhinya hak dan kewajiban sehingga terhindar dari prilaku negatif,  semua mengakui bahwa adalah kita  membutuhkan suatu generasi yang sangat menjunjung tinggi pentingnya akhakul karimah, sehingga dalam hidup kita mempunyai motto “Indahnya Berakhlak Mulia”  
(Penulis juga sebagai Guru Fisika SMAN 1 Kasokandel dan Guru Full Day MAN Babakan Ciwaringin Cirebon)

4 komentar:

  1. Ade Putra,,Rifqi Maulana F6 Maret 2011 pukul 17.47

    artikel ini sanagat berguna bagi kami para pembaca eksul setia...
    di tunggu artikel lainnya.....

    BalasHapus
  2. negeri ini semakin jauh dari tatakrama sehingga berbagai jenis kejahatan terjadi,apakah pelakunya orang cerdas, berilmu tinggi, anak remaja, wanita cantik,para brondong ganteng bahkan para sepuh juga ada, akankah kita terus keadaan ini? kembalilah wahai saudaraku pelajari ilmu agama dengan benar kita imani hari akhir yang kelak kita berada didalamnya secara abadi, takutlah akan hisab diri yang sangat berat

    BalasHapus
  3. Ahlak yang baik adalah salah satu perisai bagi orang yang beriman agar tercegah dari hasrat untuk berbuat kejahatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain

    BalasHapus
  4. Sebagai rujukan ahlakul karimah adalah kepribadian Nabi Muhammad SAW,sehinnga Islam tersbar sebagai addiinu yang menjadi rahmat bagi seluruh alam

    BalasHapus