KUMPULAN PUISI MEMET TO'EV
--kepada sahabat perempuanku, Tina M.--
Melintsi sebuah peristiwa
aku sempat diam tak yakin
ketika satu waktu
mempertemukan cerita yang nyaris jadi legenda
ternyata kitalah pelakon
dari cerita perjalanan perahu kertas
terkelok lantas terbanting
oleh riak gelombang yang samar
tanpa arah
dan batas jilatan angin
===SYAIR KEDUA===
Tadipagi kita tulis puisi
Tentang dedaunan yang rindukan matahari
Engkau tersenyum lepas
Matahari pun menabur kehangatan
Semakin erat kugenggam tanganmu
Menatap pagi pada syair yang kita jalani
Di antara merekah bunga-bunga
Bayang-bayang seketika menggigit matahari
Tebalkan kabut disetiap sudut bayangku
Angin menghempas lemparkan rasa
Kata-kata terputus dari rangkaian harapan
Lantas aku terlempar pada lautan duka
Kelelahanmu mengusap wajahku
Tertunduk pada gumpalan tanah merah
Bertabur wewangian kembang
Berangkal doaku engkau tidur panjang
Dalam tenang
Ya Allah,
Terimalah cinta dan harapanku
Di sisi-Mu dengan damai
Memet To'ev Guru Seni dan Budaya SMAN 1 Jatitujuh |
aku sempat diam tak yakin
ketika satu waktu
mempertemukan cerita yang nyaris jadi legenda
ternyata kitalah pelakon
dari cerita perjalanan perahu kertas
terkelok lantas terbanting
oleh riak gelombang yang samar
tanpa arah
dan batas jilatan angin
Jatitujuh, November 1988
===SYAIR KESATU===
---kepada istriku---
kujelajahi malam sepotong bulan
ada daun merunduk,
menulis syair dari ejaanmu
o, pada alismu kan kupetik
keagungan kasih teramat teduh
kan kucium,
bunga putih harum semerbak
mendekatlah wahai istriku,
dan mari kita nikmati
gerimis yang jatuh
lantas mari kita hapalkan hari
dalam sejuta riaknya,
milik kita !
Randegan Kulon, Oktober 1993
===SYAIR KEDUA===
Tadipagi kita tulis puisi
Tentang dedaunan yang rindukan matahari
Engkau tersenyum lepas
Matahari pun menabur kehangatan
Semakin erat kugenggam tanganmu
Menatap pagi pada syair yang kita jalani
Di antara merekah bunga-bunga
Bayang-bayang seketika menggigit matahari
Tebalkan kabut disetiap sudut bayangku
Angin menghempas lemparkan rasa
Kata-kata terputus dari rangkaian harapan
Lantas aku terlempar pada lautan duka
Kelelahanmu mengusap wajahku
Tertunduk pada gumpalan tanah merah
Bertabur wewangian kembang
Berangkal doaku engkau tidur panjang
Dalam tenang
Ya Allah,
Terimalah cinta dan harapanku
Di sisi-Mu dengan damai
Komentar
Posting Komentar