METODE MENGAJAR YANG EFEKTIF DAN MENYENANGKAN
M. Rochendi S.Pd.,M.Pd |
Menurut M. Rochendi ada kalanya siswa / mahasiswa mudah jenuh saat berhadapan dengan gurunya dikelas. Itu karena disebabkan gurunya kurang memahami hal - hal yang diinginkan oleh mereka. Rata -rata siswa lebih suka diajari oleh gurunya yang ramah dan murah senyum. Senyum dan keramahan adalah modal utama seorang guru bisa diterima dengan baik oleh siswanya. Rochendi menyebutkan guru yang kerjanya mencela siswa, memarahi dan menekan siswa membuat siswa menjadi cepat jenuh.
Rochendi berpendapat bahwa dalam mengajar diperlukan banyak strategi agar para siswa dikelas tidak mudah jenuh. Beberapa metode yang bisa di kembangkan untuk mengantisipasi hal itu diantaranya metode triggering questions dan ice breaking serta penggunaan simulasi games saat mengajar. Metode tersebut dikembangkan oleh Rochendi berdasarkan pengalamanya berkunjung ke Harvard University, Boston University (Amerika Serikat) dan beberapa institusi pendidikkan di Adelaide Australia.
Triggering questions adalah metode mengajar di mana seorang guru melakukan sikap menyenangkan saat masuk dan menjelang proses mengajar. Triggering questions diisi dengan memberikan beberapa pertanyaan mengenai hal -hal yang berkaitan dengan materi pelajaraan yang akan dibahas misalnya ketika guru akan mengajar tentang musik guru memberikan pertanyaan- pertanyaan yang mengarah kepada masalah musik jadi triggering questions adalah metode pancingan yang mampu menggiring siswa untuk masuk kepada pokok bahasan.
Ice breaking adalah metode mengajar untuk memecah suasana di kelas agar siswa lebih terangsang energinya dan terfokus konsentrasinya. Ice breaking dilakukan oleh seorang guru dengan pola sikap dan proses komunikasi yang mampu membuat siswa menjadi terangsang untuk menyimak materi pelajaran yang disampaikan gurunya saat itu.
Dalam mengajar seorang guru tidak boleh membiarkan para siswanya duduk terpaku terlalu lama karena akan berpengaruh pada tingat kejenuhan sebisa mungkin guru memberikan pertanyaan kepada siswanya agar mereka tidak duduk terpaku terlalu lama.Minimalnya siswa diberi pertanyaan agar mereka dibasakan mengangkat tangan ketika mereka mampu memberikan jawaban, sehingga saraf - saraf motorik(mengolah kemampuan berfikir) dan sensorik (menempung informasi) menjadi seimbang.Konsep ini dikembangkan oleh George Lazanov yang diadopsi oleh Rochendi.
Rochendi sendiri saat ini bekerja sebagai kepala SMK Pariwisata Majalengka dan mengelola Communicative English Course ( CEC ) di Majalengka.***naskah dan foto Ucu Sumarna
Komentar
Posting Komentar