Dampak Psiklogis Selfie

Swafoto atau motret selfie merupaka warna tersendiri di era teknologi digital. Kebutuhan akan selfie sudah menjadi kebutuhan utama selain kebutuhan pokok pangan dan sandang. Gaya hidup selfie sudah bukan lagi milik kawula muda melainkan juga sudah merambah semua kalangan. Selfie sudah menjadi aktualisasi diri atas aktivitas sehari-hari baik dalam rangka having fun maupun menuangkan hasil pekerjaan dan hasil sosialita. 
Memotret dengan cara selfie ada sisi positifnya yaitu bisa menumbuhkan rasa percaya diri pada diri seseorang. Akan tetapi kondisi yang sebagian besar dilakukan banyak orang adalah  selfie potret dengan fokus pada  wajah secara kontinyu. Terus menerus dilakukan setiap update. Hal itu menyenangkan bagi diri sendiri. Akan tetapi tidak memberikan pesan informatif pada orang lain. Setiap hari selalu disuguhi dengan tayakan wajah tanpa konten pesan dan informasi yang bisa diserap dari sisi keilmuan. Hal itulah yang membuat efek menjenuhkan bagi orang lain yang menyimak. 
Terlalu sering melakukan selfie secara psikologis dapat mengurangi kepercayaan pada orang lain. Pasalnya selfie merupakan tindakan melayani diri sendiri sehingga selalu merasa tidak puas jika dipotret sama orang lain. Hal itu berdampak pada hal-hal lain yaitu akan selalu ragu pada pekerjaan orang lain. (ES-Eskul Media Mandiri)

Komentar

Postingan Populer