Menikmati Panorama di Gunung Karang

Majalengka/Investigasi,- 
Gunung Karang adalah sebuah gunung kecil di kawasan Babakan Jawa Majalengka Jawa Barat. Sat ini sedang menjadi objek wisata unggulan khususnya bagi para petualang dan para crosser. 


Para petualang sangat menyukai tekstur gunung Karang yang terdiri atas tumpukan batu-batu raksasa. Gunung ini memiliki sela-sela atau rongga antar batu dan membentuk lorong hingga ke dasar gunung. Para petualang menikmati perjalanan  ke dasar gunung melalui lorong-lorong itu meski ukuran lorongnya rata-rata  seukuran dua tubuh manusia. Sehingga para penjelajah  gunung Karang harus merangkak dengan susah payah. Apalagi lorong-lorong tersebut sangat gelap.

Seperti halnya yang dilakukan oleh tim petualang "Kukurusuk" di bawah pimpinan Okka Supardan. Mereka melakukan ekspedisi ke beberapa bagian lorong gunung Karang dengan bantuan alat penerang dan tali. Tim "Kukurusuk" lah yang menemukan lokasi menakjubkan di perut gunung Karang. Di dalamnya ada  satu rongga besare yang terbentuk dari kikisan air hujan selama bertahun-tahun. Gunung Karang diperkirakan sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Hal itu dapat terlihat dari kondisi batu dan lebaran kikisan air hujan tergadap batu.

Keunikan batuan raksasa di gunung Karang yaitu batu-batunya dapat memantulkan cahaya matahari dengan warna hijau muda sehingga sekilas tampak seperti batu mulia layaknya batu-batu yang biasa dipakai untuk batu cincin. Batu-batu bernuansa hijau muda tersebut terletak di bagian samping atau lereng.

Para petualang gunung Karang biasanya melakukan camping di bagian puncak. Rata-rata mereka enggan pulang setelah berada di sana. Penyebabnya adalah panoramanya yang sangat indah. Duduk di puncak gunung Karang layaknya berdiri di atas tower. Seluruh sudut pandang alam dapat terlihat jelas. Biasa melihat sungai Cilutung di arah barat dan bisa melihat wilayah Jatigeda Sumedang. Duduk menikmat pemandangan menakjubkan diiringi hembusan angin Majalengka yang sudah terkenal kencang. Majalengka sendiri dijuluki sebagai Kota Angin. Hanya saja di gunung Karang tidak bisa mendapatkan air. Kebutuhan air hanya bisa mengandalkan air yang dibawa atau memesan di para pedagang yang terletak di pintu masuk lokasi gunung Karang.

Sementara itu untuk para crosser, jalan akses menuju gunung Karang bisa digunakan sebagai lintasan yang ciamik sebab kondisi jalannya yang memang cocok untuk lintasan cross.*** (Endang Suhendar)   

Komentar

Postingan Populer