Sajak-sajak Nandang Darana
Nandang Darana |
Ayo, Penyair! Kita teriakkan ulang kata-kata
yang pernah menggema antara Karawang - Bekasi
69 tahun silam: Kerja belum selesai..
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian!1
Ayo, Penyair! Jangan biarkan sajak-sajak bertaburan
tanpa ruang di masa depan atau hilang jejak ditelan sejarah:
kita buat tanda pada darah, tanah dan lautan!
Ayo, Penyair! Berhentilah mengantri
di depan salon. Basuhlah lipstick dan eye-shadow
Di sini, anak-anak zaman meminta lebih
dari sekadar semangat untuk bergerak dan berderap
menghalau gebalau ketakpastian kenyataan
kehidupan.
Ayo, Penyair! Waktu terus berpaut dengan maut
Jangan biarkan akal waras kita gagap dan terbata
menyaksi kota merangkak di senjakala
dan menyulamkan sketsa-sketsa kekalahan
atas penjarahan!
Ayo, Penyair! Kita tuntaskan amanat
yang sempat disematkan di rahim bunda
lalu biarkan semua keringat kita berkarat
di jalan raya!
Majalengka, September 2017
1 Chairil Anwar, Karawang - Bekasi, 1948.
USIA
Mari, usia. Kita beranjak ke peraduan.
Serupa cerita yang pernah dilarungkan
pada semesta samudra. Tak perlulah
kau hitung semua bilangan pada setiap jarak
yang mengambang di cakrawala.
Ingatlah, bukankah pada setiap almanak yang tanggal
angka-angka itu ditinggalkan?
Ayo, usia. Peluh hampir luruh
menuju subuh. Saatnya kau tabuh
tubuh tambun penuh keluh.
: biarlah lenguh, lenguh itu,
jadi tumbal dunia banal!
Majalengka, 27102017
Komentar
Posting Komentar