Iklan

ABISASTRA PHOTOGRAPHY The Art of Photography

Sabtu, 31 Maret 2018

Ngopi Yukk, Diem Diem Bae .....



Syifa Fizri Fauziah
 Mahasiswi  Tadris Matematika
IAIN Syekh Nurjati Cirebon 
Musim hujan begini, memang tidak pernah mau lepas dari yang namanya kopi, apalagi dihidangkan dengan makanan seperti ubi goreng, ubi rebus, singkong goreng, singkong rebus, dan makanan lainnya yang sangat cocok jika dihidangkan bersama kopi. Ibarat kata sih “Bagaikan Romeo dan Julliet yang tidak dapat dipisahkan :D”.
Siapa sih yang tidak suka dengan kopi? Salah satu minuman legendaris dari zaman dahulu hingga sekarang, juga digemari setiap orang. Hidup itu ibarat secangkir kopi, terkadang manis juga pahit, hanya kita yang dapat merasakannya.
Untuk para wanita jika ada laki-laki berkata “Demi kamu, lautan api kan ku sebrangi”. Jangan percaya! Wong kopi panas aja masih diitup : D. Hehehe..
Ngomong-ngomong tentang kopi panas nih, ternyata proses kopi yang panas berubah menjadi dingin setelah beberapa menit itu ada hubungannya lhoo dengan ilmu Matematika. Kira-kira apa yaa hubungannya?
Jadi, begini ceritanya…
Matematika merupakan salah satu ilmu yang pembahasannya sangat luas, semua ilmu yang ada di dunia ini tidak terlepas dengan Matematika. Salah satu cabang ilmu Matematika yaitu Persamaan Diferensial yang diterapkan pada aplikasi Hukum Pendinginan Newton dalam ilmu Fisika. Persamaan Diferensial yang dipakai adalah PD Biasa Orde 1, yaitu:
Hukum pendinginan Newton menyatakan bahwa laju perubahan suhu suatu benda sebanding dengan perbedaan antara suhu sendiri dan suhu ruang (yaitu suhu lingkungan sekitarnya). Hukum Newton membuat pernyataan tentang tingkat perubahan suhu yang seketika. Artinya, perubahan suhu suatu benda atau bahan yang mengalami proses pendinginan sebanding dengan perbedaan antara suhu benda atau bahan tersebut dan suhu lingkungannya. Apabila suhu benda itu adalah T dan suhu sekitarnya adalah Ta maka proses pendinginan Newton terhadap waktu t dapat digambarkan sebagai berikut.



, k adalah konstanta tingkat pendingin
Ketika kopi yang panas dituangkan dalam cangkir, maka kopi tersebut mulai dingin. Proses pendinginan ini pada awalnya sangatlah cepat, kemudian mengalami perlambatan. Setelah melewati jangka waktu yang cukup lama, suhu kopi akhirnya mencapai suhu lingkungan sekitarnya. Dengan mengaplikasikan Persamaan Diferensial pada Hukum Pendinginan Newton, maka:
Nah, itulah solusi dari persamaan pada Pendinginan Newton. Tidak perlu dipikirkan ataupun dibuat pusing yaa.. Anggaplah itu hanya sebuah goresan pena pada buku :D. Intinya adalah semua aktivitas yang kita lakukan tidak terlepas dari ilmu Matematika dan ilmu lainnya tanpa kita sadari bahkan hal-hal yang dianggap sepele pun seperti proses pendinginan kopi yang panas berubah menjadi dingin. Pasti teman-teman penasaran kan, kira-kira apalagi yaa aplikasi Matematika lainnya dala kehidupan sehari-hari? Tunggu sesi berikutnya, yaa J









Mantan Model Selamatkan Perhutani dari Kebangkrutan

  Perhutani telah melewati masa yang sangat dinamis di tahun-tahun laludan tidak pernah mengira mengalami masa-masa sulit hingga ada di zona kebangkrutan. Sebagai perusahaan kehutanan terbesar di Indonesia, Perhutani ada pada posisi Change or Die. Satu-satunya jalan bagi Perhutani adalah menyelamatkan perusahaan yang menjadi sumber nafkah bagi 19.840 karyawan atau 37.000 keluarga besar Perhutani.
Pasang surut telah dilalui Pada tahun 2017 Perhutani justru mampu memberi bantuan dana pendidikan untuk karyawan dan di awal 2018 Perhutani sudah mampu memberi dana apresiasi kinerja tahun 2017 untuk semua karyawan. Penghasilan karyawan pun naik Perhutani di bawah kepemimpinan Denaldy M. Mauna, yang merupakan mantan model di Jakarta, mampu melakukan penyesuaian gaji. Karyawan Perhutani mendapatkan kenaikan gaji sebesar 3,67%.
i Perhutani. Diusunglah komitmen kerja bertajuk Back to Basic Displined Execution (Disiplin Eksekusi), Efficient Through Process (Efisien Penggunaan Sumberdaya) and Acountability (dapat dipertanggungjawabkan) agar kinerja perusahaan semakin baik. Sikap disiplin dan kerja keras yang konsisten akhirnya berhasil membawa Perhutani keluar dari zona kebangkrutan. Hal ini tercermin dari laba positif yang dibukukan perusahaan. Keberhasilan pencapaian laba tersebut terbukti diperoleh dari perubahan-perubahan.
Momentum tersebut menjadi harapan bahwa Perhutani masih bisa bangkit dan berpotensi untuk dapat berjalan normal kembali bahkan berlari sehingga dapat mencapai visi Menjadi Perusahaan Pengelola Hutan Terkemuka di Dunia dan Bermanfaat bagi Masyarakat.
Saat ini Perhutani sedang melakukan restrukturisasi bisnis yang terbagi ke dalam  dua kelompok besar yaitu revitalisasi existing business (bisnis yang sudah ada)  dan new business development (pengembangan bisnis baru).


Informasi Pendidikan  Eskul Media Mandiri  Dibutuhkan Seorang Calon Jurnalist Eskul Media Mandiri edisi Online , Berpengalaman di bidang liputan pendidikan , Menguasai Bahasa Pemrograman JavaScript, Pendidikan Minimal Sarjana, Menguasai Bahasa Inggris , Domisili di Wilayah III Jawa Barat (Majalengka, Indramayu, Cirebon, Kuningan)



Rabu, 28 Maret 2018

Perjanjian Kerjasama Perhutani, Gapenci, dan LMDH

Perum Perhutani KPH Majalengka melakukan perjanjian kerjasama dengan Gabungan Pemuda Cipicung (Gapenci) dan LMDH. Perjanjian kerjasama tripartit ini menyangkut masa depan wanawisata Pasir Ole Ole agar bisa menjadi wanawisata unggulan di Kabupaten Majalengka khususnya dan di wilayah Divre Jabar Banten.

Menurut Kepala Kesatuan Pemangkuan Hutan Perum Perhutani Majalengka, Beddi Taviffudin, Perhutani tidak bekerja sendiri dalam pengelolaan hutan dan selalu melibatkan masyarakat. KPH Majalengka menerapkan pengelolaan hutan bersama masyarakat dalam wadah LMDH.

Pihak KPH Perhutani Majalengka menginginkan agar Pasir Ole Ole berkembang dan bermanfaat untuk sekitar masyarakat sekitar hutan. Khususnya untuk objek wanawisata Pasir Ole diharapkan dapat memberi kontribusi langsung kepada masyarakat khususnya kepada para pemuda yang terlibat langsung dalam pengelolaan Pasir Ole Ole.



ABISASTRA PHOTOGRAPHY  The Art of Photography





Minggu, 25 Maret 2018

Pemindahan Eman Sudirman Kurang Bijak


Oleh : Endang Suhendar

Pemerintah Provinsi Jawa Barat baru-baru ini telah melakukan rotasi dan mutasi jabatan kepala sekolah SLTA. Ini adalah untuk kali pertama sejak SLTA diambil alih pengelolaannya oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dari masing-masing daerah dan kota. Khusus di Majalengka, ada satu kepala SMA yang terdepak dan harus pindahtugas ke daerah yang jauh dari domisilinya. Berdasarkan aturan yang berlaku saat ini, sah-sah saja Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam hal ini Disdik  melakukan pemindahan kepala sekolah ke daerah manapun di wilayah Jawa Barat. Akan tetapi ada sebenarnya solusi terbaik yakni pemindahan tersebut seyogyanya berdasarkan cluster atau rayon terdekat.

Pemindahan seorang kepala sekolah harus mempertimbangkan aspek moril. Bagaimanapun seorang kepala sekolah adalah manusia yang memiliki hubungan sosial dengan lingkungan terdekatnya. Ia punya keluarga yang menjadi tanggungjawabnya langsung. Jika pemindahan tersebut tidak mempertimbangkan hal itu justru dikhawatirkan akan mengurangi kinerjanya di masa-masa selanjutnya. Idealnya pemindahan dilakukan dengan mempertimbangkan jarak. 

Proses rotasi dan mutasi kepala sekolah di Majalengka oleh Disdik Jawa Barat lebih terfokus pada sisi emosionalitas. Tidak mengacu pada kajian secara bijak. Masalahnya, Eman Sudirman tidak lebih buruk dari kepala-kepala sekolah lainnya dalam bertugas. Sementara masih ada kepala sekolah yang  bermasalah dalam memimpin sekolah, misalnya sering kabur ketika sedang pelaksanaan rapat MKKS, sering bepergian ke luar negeri dengan meninggalkan tanggungjawabnya, sering tidak ada di sekolah pada jam tugas dan mengikuti kegiatan lain, dan masih banyak lagi hal-hal lain. Menurut hemat penulis, pemindahan Eman Sudirman dari Majalengka ke daerah lain yang jauh jaraknya dinilai tidak bijak.  Disdik Jawa Barat harus mengkaji ulang mutasi tersebut.  ***

Senin, 19 Maret 2018

Mak Anim Ingin Tetap di Hutan

Di Majalengka ada sosok wanita tangguh yang sudah mengabdikan dirinya untuk bidang kehutanan. Ia adalah Mak Anim, wanita asal kampung Pancurendang Tonggoh, Babakan Jawa. Ia sudah mengabdi sebagai relawan satgas pemadam kebakaran (Satgas damkar) di kawasan hutan milik Perhutani KPH Majalengka.
Mak Anim dianggap telah menunjukkan kepeloporannya dalam melestarikan fungsi lingkungan hidup. Kebiasaan sehari-hari selain menjaga dan mengamankan hutan, Mak Anim aktif dan gencar melakukan sosialiasi kepada masyarakat tentang pentingnya melestarikan hutan dan mencegah anggota masyarakat yang berusaha melakukan penebangan pohon sembarangan,
Atas dedikasi dan ketekunannya menggarap lahan pertanian dan perkebunan, Mak Anim yang bernama asli Animah diberi penghargaan oleh Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan pada tahun 2004 sebagai pengabdi lingkungan.
Penghargaan untuk Mak Anim juga diberikan oleh Bupati Majalengka Hj. Tutty Hayati Anwar,SH,M.Si. (2004) sebagai masyarakat peduli lingkungan hidup dan tingkat provinsi.

Ketika ditemui di rumahnya di Pancurendang Majalengka, Mak Anim tinggal bersama cucu dan buyutnya. Ia berkisah tentang masa lalunya sambil sesekali berlantun. Maklum Mak Anim semasa mudanya  pernah menjadi  petembang pada grup  reog yang  pernah berkeliling daerah untuk tampil. Pernah menjadi primadona desa. Mak Anim berkisah tentang pengalamannya menikah sebanyak enam kali. Ia mengaku bercerai dari suami pertama karena dilarang bekerja di hutan. Ia lebih memilih berpisah daripada harus terpisah dari hutan yang sudah dicintainya. Mak Anim pun mengaku takkan pernah berhenti menyayangi dan melestarikan hutan sampai akhirn hayatnya. *** 

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI ARGUMENTASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA


IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI ARGUMENTASI
DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Oleh : Andi Nuryandi, M.Pd.

Salah satu tujuan pembelajaran fisika dalam kurikulum SMA adalah agar siswa memiliki kemampuan menguasai konsep dan prinsip fisika, serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (BSNP, 2006). Menurut salinan lampiran Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016, cakupan kompetensi lulusan mengharuskan siswa agar memiliki kemampuan berpikir dan bertindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari apa yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

Berdasarkan tujuan pembelajaran fisika menurut BSNP dan standar kompetensi lulusan dalam Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016, maka diperlukan upaya peningkatan kualitas dalam proses pembelajaran fisika di SMA. Proses pembelajaran fisika di SMA harus menekankan pada pemberian sejumlah pengalaman sehingga siswa dapat terlibat aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan dan pemahamannya sendiri. Pembelajaran fisika harus mampu membekali siswa dengan berbagai kemampuan agar dapat menyongsong masa depan yang lebih baik.
Beberapa strategi mengajar telah dilakukan supaya pembelajaran lebih efektif dan efisien dalam memaksimalkan kemampuan siswa mempelajari fisika. Strategi pembelajaran yang ditawarkan adalah pembelajaran dengan menerapkan metode diskusi. Kegiatan diskusi efektif dalam mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa, karena siswa terlibat dalam proses berbagi informasi, dan informasi-informasi yang dikemukakan tersebut diperoleh dari hasil berpikir siswa itu sendiri. Melalui kegiatan diskusi, siswa bekerja sama secara positif di dalam
kelompok dari pada secara individu dan saling bersaing. Siswa mendiskusikan materi pembelajaran, saling membantu satu sama lain, dan memberikan dorongan bagi setiap anggota kelompok. Ketika siswa berkolaborasi, mereka mengembangkan kemampuan belajar dalam komunikasi antar individu, konflik untuk menyelesaikan masalah secara kelompok, dan pembuatan keputusan bersama.
Fakta yang ditemukan dalam kegiatan pembelajaran fisika di kelas berdasarkan pengalaman penulis, kegiatan diskusi kelas seringkali berujung pada percakapan satu arah. Artinya, pada akhirnya hanya guru yang memberikan pernyataan dan mendominasi proses diskusi. Sementara siswa tidak dapat berbuat banyak untuk melibatkan diri dalam aktivitas tanya jawab. Siswa tidak memiliki kemampuan untuk mendebat atau mempertanyakan pernyataan-pernyataan dari guru atau pun dari sumber pembelajaran. Hal ini terjadi karena siswa mengalami keterbatasan dalam memahami konsep atau materi. Akibatnya, pembelajaran fisika melalui diskusi kelas seringkali berubah menjadi aktivitas tanpa makna.
Sebagai upaya untuk mengurangi kegiatan diskusi kelas yang pasif, penulis mengembangkan suatu model pembelajaran diskusi dengan argumentasi. Argumentasi adalah pernyataan untuk membenarkan atau menyangkal suatu pendapat yang disertai dengan data atau bukti, serta alasan yang mendukung pernyataan tersebut (Diwu dan Ogunniyi, 2010). Melalui kegiatan argumentasi di kelas, siswa dilatih tidak hanya sekadar menjawab permasalahan, akan tetapi dituntut juga untuk memberikan bukti (data), serta alasan yang membenarkan pernyataan mereka ketika menanggapi suatu permasalahan.
Pembelajaran fisika dengan diskusi argumentasi akan memberikan pengalaman bagi siswa secara langsung dalam berbagai aktivitas seperti mengajukan hipotesis, merencanakan penyelidikan, mengumpulkan dan menginterpretasi data, menganalisis, serta membuat kesimpulan. Dengan begitu, bukti, data, serta teori yang mereka peroleh tidak sekadar berdasarkan hasil hapalan, tetapi didasarkan pada pengalaman ilmiah yang dialami, sehingga materi pembelajaran dipahami secara lebih mendalam.
Selama ini, isu-isu yang tidak benar mudah sekali berkembang di masyarakat kita. Seringkali setiap pernyataan diberikan tanpa didasari dengan bukti atau data yang akurat. Oleh karena itu, kemampuan argumentasi penting dilatihkan kepada siswa sebagai bekal agar mereka tidak mudah terjebak dan terprovokasi dengan isu-isu negatif yang kerap menyesatkan.
Model pembelajaran diskusi argumentasi merupakan sebuah model pembelajaran yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk mengidentifikasi permasalahan, mengajukan hipotesis, merencanakan penyelidikan, mengumpulkan data, menganalisis data, mengkomunikasikan ide-ide mereka dengan siswa lain, hingga membuat kesimpulan dan menemukan konsep oleh mereka sendiri. Dengan demikian, konsep-konsep fisika akan dapat dipahami siswa secara lebih mendalam, sekaligus membekali siswa dengan berbagai kemampuan, seperti kemampuan menafsirkan, mencontohkan, menyimpulkan, membandingkan, menjelaskan, serta kemampuan berargumentasi yang disertai dengan bukti dan alasan yang kuat.
Pada dasarnya, semua materi fisika dapat dicoba menggunakan model pembelajaran ini. Akan tetapi, alangkah lebih baik jika model diskusi argumentasi diterapkan pada materi-materi fisika yang memiliki banyak kontroversi sehingga dapat diperdebatkan dalam kegiatan diskusi. Contoh berikut, penulis menerapkan pembelajaran diskusi dengan argumentasi pada materi listrik statis.
Pada pelaksanaannya, model pembelajaran diskusi dengan argumentasi dibagi ke dalam beberapa tahap pembelajaran.

Tahap 1 : Identifikasi Permasalahan
Pada tahap pertama ini, guru meminta bantuan siswa untuk mendemonstrasikan berbagai peristiwa berkaitan dengan listrik statis yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Pada demonstrasi pertama, siswa diminta untuk menggosokkan plastik mika dengan kain. Plastik mika yang telah digosok dengan kain itu kemudian didekatkan pada potongan kertas kecil. Ternyata, plastik mika dapat menarik potongan kertas kecil. Pada demonstrasi kedua, siswa diminta untuk menggosok dua plastik
mika dengan kain. Kemudian keduanya didekatkan satu sama lain. Ternyata kedua plastik mika saling menolak. Dari kegiatan demonstrasi ini, siswa harus dapat menyimpulkan bahwa terdapat interaksi tarik-menarik atau tolak-menolak pada dua benda bermuatan listrik.

Guru memberikan permasalahan yang berkaitan dengan peristiwa tersebut. Sebagai contoh :
·         Sebelum digosok dengan rambut kering, plastik mika dan kertas kecil tidak saling tarik-menarik. Setelah digosok, keduanya saling menarik. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?
·         Sebelum digosok dengan rambut kering, kedua plastik mika tidak saling menolak. Setelah digosok, keduanya saling menolak. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?
·         Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi besar kecilnya gaya tarik atau gaya tolak di antara dua benda bermuatan listrik?
·         Bagaimana hubungan antara gaya tarik atau gaya tolak dengan muatan listrik dan jarak antara kedua muatan listrik?

Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menarik perhatian siswa agar fokus terhadap permasalahan yang diberikan. Tahap ini juga mengarahkan siswa untuk secara mental mulai berpikir tentang bagaimana permasalahan-permasalahan tersebut dapat diatasi.

Tahap 2 : Argumentasi Individu
Pada tahap argumentasi individu ini, guru membagikan lembar argumentasi individu. Siswa menuliskan pernyataan atau klaim mereka secara individu berupa hipotesis (jawaban sementara) yang mereka ajukan terhadap permasalahan. Hipotesis mereka diharapkan mengarah pada jawaban permasalahan, yaitu interaksi tarik-menarik atau tolak-menolak antara dua benda dapat terjadi apabila kedua benda tersebut bermuatan listrik. Klaim ini harus disertakan bukti, yaitu adanya peristiwa tarik-menarik antara plastik mika dengan kertas, dan peristiwa tolak-menolak antara dua buah plastik mika. Siswa juga harus menyertakan alasan yang menghubungkan antara bukti dan klaim. Alasan yang diharapkan adalah setelah digosok dengan rambut kering, terjadi perpindahan elektron pada plastik mika dan batang kaca. Proses perpindahan elektron dari atau pada suatu benda menyebabkan benda bermuatan listrik.
 Tujuan tahap kedua ini adalah untuk melatih setiap siswa secara individu mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. Tahap ini juga melatih siswa dalam berhipotesis atau menyusun argumen sementara sebelum jawaban mereka dapat dibuktikan melalui kegiatan penyelidikan.

Tahap 3 : Pengumpulan dan Analisis Data
Guru membagi siswa dalam kelas menjadi kelompok-kelompok kecil. Masing-masing kelompok berjumlah tiga atau empat orang siswa. Guru membagikan lembar kerja sebagai petunjuk kegiatan yang harus dilakukan. Setiap kelompok melakukan penyelidikan untuk membuktikan jawaban sementara (hipotesis) mereka. Guru perlu berkeliling ke setiap kelompok untuk memastikan bahwa siswa berpikir tentang apa yang harus mereka lakukan dan mengapa mereka melakukan itu. Hal ini dilakukan untuk mencegah siswa berbuat hal-hal yang bersifat menyimpang dari tujuan pembelajaran.
Tujuan dari tahap ini adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengalaman secara langsung dalam proses pengumpulan data sesuai prosedur dan teori-teori ilmu pengetahuan dengan memanfaatkan teknologi sebagai alat pengumpul informasi. Selain itu, siswa juga mendapatkan kesempatan untuk berlatih menganalisis data dan menafsirkan data tersebut ke dalam bentuk grafik.

Tahap 4 : Diskusi Argumentasi Kelompok
Setelah melakukan pengumpulan dan analisis data, siswa memperoleh kesempatan seluas-luasnya untuk berdialog, berdebat, dan mengajukan argumen bersama dengan teman sekelompoknya. Siswa berdiskusi dengan teman-teman sekelompok mereka untuk memberikan pernyataan (klaim), data (bukti), serta alasan yang memberikan penjelasan bagi pernyataan dan data. Pernyataan (klaim) yang dimaksud adalah jawaban atas pertanyaan permasalahan. Data (bukti) yang dimaksud adalah hasil pengamatan yang mendukung klaim berupa angka kuantitatif yang kemudian dianalisis menjadi grafik. Alasan yang menghubungkan penjelasan dan bukti adalah penjelasan rasional yang menunjukkan mengapa data dapat mendukung pernyataan (klaim). 
Guru membagikan lembar argumentasi kelompok (terlampir) untuk diisi oleh setiap kelompok. Setiap kelompok menulis seluruh proses argumentasi mereka, yang terdiri atas pernyataan (klaim), data (bukti), dan alasannya, ke dalam lembar argumentasi kelompok yang telah dibagikan. Setiap kelompok juga ditugaskan untuk menyusun proses argumentasi mereka dalam bentuk media presentasi untuk dipresentasikan di depan kelas. Bentuk penyajian presentasi tidak dibatasi, sehingga siswa dapat dengan bebas berkreasi menampilkan hasil argumentasinya.

Tahap 5 : Diskusi Argumentasi Kelas
Guru memberikan kesempatan kepada salah satu kelompok untuk menyajikan argumentasi kelompok mereka di depan kelas dengan memanfaatkan media presentasi Microsoft Powerpoint yang telah disusun sebelumnya. Pada tahap ini, siswa lain diberi kesempatan untuk menanggapi, memberikan pendapat, bertanya, sekaligus memberikan saran atau kritik terhadap informasi yang diberikan oleh kelompok penyaji apabila terdapat ketidaksesuaian jawaban permasalahan di antara mereka.


Perbedaan diskusi argumentasi kelas dengan diskusi kelas biasa terletak pada isi diskusi. Pada diskusi argumentasi, siswa diarahkan pada pengambilan keputusan bersama dalam membuat sebuah pernyataan (klaim) yang akurat disertai data dan alasan  

pembenaran yang kuat. Sehingga hasil akhir dari kegiatan diskusi argumentasi kelas ini adalah tercapainya kesepakatan seluruh siswa tentang seluruh komponen argumentasi.

Tahap kelima ini membuka peluang bagi seluruh siswa di kelas untuk berkomunikasi, berdebat, saling memberikan argumen, mengevaluasi dan merevisi hasil penyelidikan mereka. Tahap ini juga membuka kesempatan untuk memunculkan ide-ide lain yang lebih relevan dalam menyelesaikan permasalahan, menanggapi pertanyaan, serta tantangan yang muncul dari siswa lain.

Tahap 6 : Evaluasi dan Integrasi Pengetahuan
Siswa diberi kesempatan untuk berbicara tentang apa yang telah mereka pelajari pada diskusi argumentasi kelas. Guru membantu meluruskan apabila terdapat penyimpangan-penyimpangan dalam argumentasi siswa. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk merangkum hal-hal penting dalam pembelajaran dan berlatih mengerjakan soal-soal kognitif.

 Tahap ini bertujuan agar siswa dapat mengevaluasi dan merefleksikan hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Siswa juga terlibat dalam proses penulisan yang melibatkan pembangunan konsep, sehingga membantu siswa dapat 

mengembangkan pemahaman yang lebih baik dari sekadar pembelajaran konvensional biasa.

Model Pembelajaran Diskusi Argumentasi pada Pembelajaran Fisika di SMA ini memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:
1.        Pembelajaran fisika memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi siswa karena siswa melakukan inkuiri, baik melalui demonstrasi, praktikum, maupun penyelidikan lain.
2.        Pengetahuan yang diperoleh dapat melekat lebih lama karena siswa tidak menghapal materi, tetapi melakukan.
3.        Pembelajaran diskusi argumentasi menumbuhkan interaksi sosial yang positif, baik antar siswa, maupun antara siswa dengan guru.

Sementara kekurangannya, pembelajaran dan alokasi waktu dalam proses pembelajaran dibatasi sesuai alokasi yang disediakan dalam kurikulum, sehingga kegiatan diskusi argumentasi yang diperoleh belum dapat mengoptimalkan seluruh kemampuan siswa. Walaupun demikian, berdasarkan beberapa kali penerapan, model pembelajaran ini dapat efektif dalam meningkatkan kemampuan memahami siswa, serta kemampuan siswa dalam berargumentasi, sehingga pada akhirnya hasil belajar siswa dengan sendirinya akan meningkat. Semoga bermanfaat.


Minggu, 11 Maret 2018

Kepala Sekolah Harus Mengikuti Aturan

Kepala Sekolah Harus Mengikuti Aturan

Oleh : Suprapto

Menyikapi adanya opini tentang kinerja kepala sekolah dalam menjalankan tugas dan terkait dengan adanya perbedaan antara Peraturan Menteri Pendidikan dengan pelaksanaan di lapangan, dalam hal ini sekolah, Saya berpendapat bahwa peraturan-peraturan pemerintah dalam hal ini peraturan menteri pendidikan itu memang seharusnya benar-benar dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Dalam opini yang diungkapkan oleh DB Setiabudi (Eskul, 9 Maret 2018, Peraturan Menteri Kok Dilanggar), disebutkan bahwa Permendiknas nomor 28 tahun 2010 tentang penugasan guru sebagai kepala sekolah bertugas untuk mengembangkan lembaga pendidikan, meningkatkan kualitas lembaga pendidikan berdasarkan delapan standar pendidikan dan melakukan pengembangan profesionalisme kerja dan tugas.

Opini tersebut juga menyoroti masalah Permendikbud pasal 4 nomor 75 tentang komite sekolah. Saya sebagai Ketua MKKS SMA Kab. Majalengka meminta agar para kepala sekolah lainnya menaati aturan yang ada. Kepada sekolah yang belum mengubah struktur lama pada komite sekolah, dihimbau untuk segera melakukan perubahan sesuai dengan aturan Menteri Pendidikan. ***

Kamis, 08 Maret 2018

Peraturan Menteri Kok Dilanggar

OPINI

Peraturan Menteri Kok Dilanggar

Oleh : DB Setiabudi

Kepala sekolah pada awalnya adalah guru yang diperbantukan sebagai penata dan pengelola institusi pendidikan. Selain memimpin kinerja para guru dan tenaga kependidikan, kepala sekolah juga tetap diberi tugas mengajar. Akan tetapi setelah ada perubahan kebijakan dari pemerintah saat ini kepala sekolah beralih nomenklatur dan fungsinya yaitu sebagai manajer sekolah.
Berdasarkan Permendiknas nomor 28 tahun tahun 2010 tentang penugasan guru sebagai kepala sekolah /madrasah, kepala sekolah bertugas untuk mengembangkan lembaga pendidikan, meningkatkan kualitas lembaga pendidikan berdasarkan delapan standar pendidikan, melakukan pengembangan profesionalisme kerja dan tugas.
Tugas dan pekerjaan kepala sekolah atau tupoksi kepala sekolah  dilengkapi dengan perencanaan program, pelaksanaan rencana kerja, supervisi dan evaluasi kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi sekolah.
Aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pendidikan, harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Kepala sekolah harus bekerja sesuai koridor. Mampu menghargai jabatannya sendiri. Jangan sampai ada kejadian di mana seorang kepala sekolah melanggar peraturan menteri Pendidikan.
Dalam satu kasus di mana ada seorang kepala sekolah yang melanggar pasal 4 Permendikbud no. 75 tentang komite sekolah. Ada sekolah yang mengangkat para pejabat birokrasi dan pengurus partai politik sebagai komite sekolah Anggota komite sekolah tidak dapat berasal dari unsur pendidik dan tenaga kependidikan dari sekolah yang bersangkutan, penyelenggara sekolah, pemerintah desa, forum komunikasi pimpinan daerah, anggota DPRD atau pejabat pemerintah yang membidangi pendidikan.
Menurut Saya Permendikbud ini sudah sangat jelas untuk difahami. Lalu jika ada kepala sekolah masih tetap mempertahankan pejabat pemerintah sebagai ketua komite sekolah berarti ada sesuatu yang disembunyikan. Itu artinya kepala sekolah tersebut sudah melanggar peraturan menteri.***



Rabu, 07 Maret 2018

Leadership dan Keterampilan Guru Sebagai Pendidik

Leadership dan Keterampilan Guru Sebagai Pendidik 

Oleh : Suprapto

Tugas guru di sekolah bukan saja mengajar untuk menyampaikan materi pelajaran melainkan juga berperan sebagai pendidik, pengayom, pelindung, dan pemberi solusi bagi setiap masalah yang dihadapi oleh peserta didik. Selain menyampaikan ilmu pengetahuan, guru juga berperan sebagai agen perubahan bagi anak didiknya. Yang tadinya nakal menjadi anak yang baik dan penurut. Yang awalnya malas menjadi rajin. Yang semula kurang bergairah lalu menjadi penuh spirit lalu berprestasi. Tanpa peran guru sebagai agen perubahan maka akan sulit sekali terbentuk karakter yang bagus di kalangan peserta didik. Para pelajar adalah generasi penerus bangsa yang harus benar-benar dibentuk karakternya menjadi para calon penerus pemimpin bangsa. Jika tidak disiapkan oleh guru maka ke depannya akan sulit mencari figur pemimpin berkualitas di negara ini.. Menjadi pemimpin tidak hanya menjadi presiden, tetapi juga menjadi pemimpin-pemimpin di berbagai tatanan baik tatanan pemerintahan maupun tatanan nonpemerintahan seperti perusahaan. Dalam tatanan yang lebih kecil adalah pemimpin di lingkungan sosialitas semisal pemimpin rumahtangga.

Guru sebagai pengajar sudah jelas sebagai penyampai ilmu agar bisa diserap ilmunya. Guru sebagai pendidik adalah mengubah perilaku dan menanamkan karakter mendasar. Maka untuk menjadi guru yang benar-benar baik dan bagus maka guru harus memiliki empat keterampilan mendasar yaitu keterampilan sosial (menyangkut keterampilan menanamkan kebiasaan baik dalam pergaulan bermasyarakat), keterampilan personal (keterampilan yang berkaitan dengan kompetensi diri seperti tatakrama dan kepandaian berbahasa), keterampilan paedagodik , dan keterampilan profesional (keterampilan dalam menanamkan jiwa berusaha dan berjuang dalam menjalani kehidupan).

Selain itu guru juga harus memiliki leadership of character(seorang guru harus mampu menjadi pilar pembentukan karakter bagi anak didiknya), leadership of change (seorang guru bisa mengubah pola sikap dan pola tindak para peserta didik dari yang kurang baik menjadi lebih baik), leadership of execution (guru mampu  memberikan pemahaman kepada para peserta didik tentang pentingnya berpikir cermat untuk mengambil tindakan dan keputusan), leadership influence (guru mampu memberi pengaruh positif kepada peserta didik melalui keteladanan dan atitud yang baik), leadership of team (guru mampu menanamkan akan pentingnya jiwa gotongroyong dan kerjasama), leadership of strategy (guru mampu menanamkan jiwa yang cerdas dan cermat), dan leadership of responsibility (guru mampu menanamkan rasa tanggungjawab atas tindakan dan perbuatan dan atas hasil kerja dalam kehidupan sehari-hari).***

*) Penulis adalah Ketua MKKS SMA Kab. Majalengka