Iklan

ABISASTRA PHOTOGRAPHY The Art of Photography

Minggu, 03 Januari 2010

TEKNIK KEPRAMUKAAN ............Asuhan Dadi Pakar

TEKNIK KEPRAMUKAAN

Banyak sekalai pengetahuan tentang kepramukaan itu, antara lain: sejarah kepramukaan, pengetahuan organisasi, dasar kepramukaan, dan lain-lain. Dalam buku ini akan di kumpas tentang segi teknik kepramukaan atau yang di sebut TEKTRAM. Segi teknik kepramukaan merupakan keterampilan khusus bagi seorang pramuka. Terdiri dari: Merintis, Bersemboyan, sandi, Menaksir, Tanda tapak, pengetahuan peta, PPGD, berbaris pengetahuan kemah. Untuk mempermudah dalam mempelajarinya, sengaja dengan di buat 3 buku dengan susunan sebagai berikut:
> Simpul dan ikatan, isyarat dan semboyan, dan sandi
> Menaksir, menggunakan peta, dan memahami tanda tapak
> PPGD, berbaris dan perkemahan
     
1. Merintis
   Merintis di sebut juga “pioneering” atau membuka jalan. Biasanya bila seseorang dalam perjalanan di hutan rimba, perlu membuka jalan agar dapat melaluinya dengan mudah. Pekerjaan merintis dikerjakan oleh pramuka sebagai langkah awal sebelum sampai di perkemahan. Sedangkan saat berkemah, biasanya juga pekerjaan merintis ini dikerjakan, yaitu saat memasak atau menebang kayu. Alat untuk merintis ada 5, yaitu: simpul, tongkat, pisau, kapak, api.
  
   Simpul Dan Gunanya
Seorang pramuka atau pekemah harus bener-benar mengenal simpul (tali-menali), karena simpul berhubungan erat dengan keperluan merintis. Sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari hampir setiap orang banyak menggunakan simpul, tetapi pada umumnya tidak tahu nama dan kegunaanya.
   Tali pramuka yang baik terbuat dari benang yang di pintal, warnanya putih. Besarnya sama dengan pensil. Biasanya seorang pramuka penggalang memiliki paling sedikit 5 meter tali pramuka. Macam tali lainya, yang dapat digunakan dalam keaadaan darurat: tali ijuk, tali rami, tali raffia (plastik). Bentuk-bentuk simpul dan gunanya sebagai berikut.

a. Simpul mati gunanya: untuk menyambung dua utas tali yang sama besar. Simpul ini dapat dibuat dengan mudah dan dapat di buka dengan mudah pula. Dasi pramuka putri diikat dengan menggunakan simpul mati.
b. Simpul anyam. Di gunakan untuk menyambung dua utas tali yang tidak sama besar. Karena yang satu besar dan yang satunya kecil, maka simpul ini dapat terikat dengan kuat. Simpul ini banyak dilakukan pada saat mengikat kayu bakar.
c. Simpul pangkal. Gunanya: untuk mengikat seutas tali pada sebuah tiang dalam sebuah ikatan. Simpul ini adalah permulaan dari pekerjaan ikatan. Contoh: pada saat akan menyambung dua tongkat, dibutlah dulu simpul pangkal pada kedua tongkat, kemudian tali di putar kesekeliling dua tongkat tadi lalu di ikat dengan simpul tusuk dan diakhiri dengan simpul mati.
d. Simpul kambing.untuk mengikat leher binatang supaya tidak tercekik. Mata simpul ini tetap besarnya, digunakan juga untuk menambatkan tali pada potak, agar mudah beputar, tidak melilit.
e. Simpul erat. Gunanya: memendekan tali tanpa di potong.
f. Simpul hidup. Gunanya: untuk mengikat tali pada tiang, untuk sementara, agar mudah dibuka kembali.
g. Simpul nelayan. Gunanya:untuk menyambung dua tali sama besar yang licin atau basah.
h. Simpul tusuk. Gunanya: agar tali pada ujung-ujungnya tidak terurai atau lepas. Bila digunakan pada saat menyambung dua tongkat diawali dengan simpul pangkal dan diakhiri dengan simpul tusuk dan simpul mati.
i. Simpul jangkar. Gunanya: untuk mengikat tongkat pada jangkar, kail, atau untuk mengangkat balok.
j. Simpul mati berganda. Lebih kuat dari simpul mati.
k. Simpul anyam berganda. Lebih kuat dari simpul berganda.
l. Simpul pangkal berganda. Lebih kuat dari simpul pangkal.
m. Simpul kambing berganda. Lebih kuat dari simpul kambing. Gunanya untuk ayunan, mengangkut korban kecelakaan (pasien)
n. Simpul kupu-kupu. Gunanya untuk membuat kaki tiga dalam pekerjaan memasak. Bisa juga untuk mengikat tangan pencuri atau penjahat (sama dengan borgol).
o. Ikatan tangga. Gunanya: untung menyambung dua buah tongkat, dimulai dengan simpul pangfkal dan diakhiri dengan simpul mati. Contoh: pembuatan tangga, menara, dan sebangsanya.

Tongkat Dan Gunanya
    Dilihat dari dua bentuk ada dua macam tongkat, yaitu: tongkat biasa (yang lurus) dan tongkat sangga ( bercabang atau bercanggah). Ukuran pangjang tongkat biasa adalah 1,60 meter. Dipakai oleh pramuka penggalangke atas. Sedangkan tongkat sangga ukuran 1,00 meter. Dipakai olek pramuka penegak, pandega dan pembina pramuka.
      Bahan tongkat ada yang dari bambu, kayu atau logam. Yang baik dipakai untuk tongkat pramuka (terutama tongkat sangga) dari kayu nangka, petai cina atau bambu. Seorang pramuka yang rajin selalu menulis peristiwa (peringatan) pada tongkatnya sebagai “log tongkat”.
Guna tongkat antara lain:
a. sebagai alat ukur: diberi ukuran dibagi per cm. bisa untuk mengukur tinggi pohon, dalam sungai, lebar lapangan, dan lain-lain.
b. Untuk tiang bendera: morse, samaphore, bendera nasional, bendera gudep.
c. Untuk alat semboyan dengan atau tanpa bendera semboyan.
d. Untuk alat PPPK/PPGD, misalnya: brankar.
e. Untuk peralatan perkemahan seperti tiang tenda.
f. Untuk peralatan jembatan.
g. Untuk membuat kaki tiga.
h. Untuk beristirahat duduk.
i. Untuk alat menjemur pakaian, rak sepatu, rak piring, dan lain-lain.
j. Untuk alat penjaga diri dari serangan musuh atau binatang.
k. Alat berjalan pada perjalanan siang maupun malam, mendaki gunung menuruni lembah, ngarai.
l. Untuk pembuatan mebara dan sebagainya.
m. Untuk pembuatan tanda tapak, dan lain-lain.

 PISAU DAN GUNANYA
    Di dalam perjalanan atau pengembaraan, pisau sangat berguna. Baik sebagai alat penjaga diri, keperluan mengerat (saat akan masak), atau pun sebagai alat merintis rimba, mendaki gunung, dan sebagainya. Oleh sebab itu jagalah pisau supaya tetap terawat dengan baik. Gantungkanlah pisau pada ikat pinggang, supaya bika sewaktu-waktu dipelukan dapat di capai dengan mudah dan segera. Jagalah pisau itu dipergunakan untuk membuka kaleng makanan atau benda lainya. Melainkan hanya untuk menggiris semata. Itupun harus diperkirakan keadaanya supaya pisau tidak sumbing. Pisau harus tetap tajam dan bersih, jangan sekeli-kali dimasukan kedalam tanah, maka besar kemungkinan justru pisau itu menjadi tumpul. Jika udah benar-benar kotor dan perlu di bersikan, gosokan dengan abu dapur, pisau sebaiknya dimasukan kedalan sarung, sehingga terlindung dengan baik. Jika tidak demikian ada kemungkinan pisau akan jatuh dan itu sangat berbahaya.

KAPAK DAN GUNANYA
    Kapak merupakan alat bekerja yang sangat penting, terutama bagi para pekemah, pramuka, pengembara, yang bila diperjalanan pengembaraanya  melalui hutan belukar tang perlu di buka. Dengan kapak kita dapat memotong ranting-ranting dan dahan-dahan, akar-akar (beringin) yang bergantung menghambat perjalanan. Selain itu kapak juga digunakan untuk menebang pohon kayu. Kapak yang baik adalah kapak ayng apabila dilihat dari bagian muka (bagian besi dan matanya menghandap ke atas) ke belakang ( keujung tongkat) mata kapak itu merupakan suatu garis lurus, yaitu: mata kita-mata kapak-ujung tangkai kapak.
Kalau mata kapak hendak di tajamkan caranya ialah dengan kikir. Mata kapak dihadapkan k atas,  lalu dikikir dengan gerak melingkar. Ialah dri kiri keatas kanan, kebawah langsung ke kiri, ke atas lagi, searah dengan jarum jam. Kikir harus memakai tangkai agar tidak menimbulkan luka ke tengah. Supaya kapak tidak cepat berkarat, sebaiknya dibuatkan dari kulit. Tentu yang masuk kedalam sarung itu hanya bagian besinya.
      Sementara kapak tidak di pakai jangan di letakan di tanah begitu saja. Tapi tancapkan pada sebatang kayu dengan arah mata membujur. Dalam menggunakan kapak harus di ingat: bahwa kapak bukanlah alat untuk memeukul paku, melainkan alat untuk memotong menebang dan membelah kayu. Pada saat mempergunakan kapak (pada waktu menebang), jangan sampai ada yang mengelilingi pemakainya. Jangan asal saja memotong kayu yang tergeletak di tanah, melaikan harus memakai sandaran dahulu. Kayu yang akan dipotong bukan pada bagian yang disandarkan, potongan kayu bisa melompat dan mengenai pemotong, besar sekali bahanya. Memotong tanting atau dahan harus pada bagian luarnya, jangan pada bagian dalam ranting/dahan.
Selesai memotong, jangan meninggalkan sisa tebangan, hatus dikumpulkan lalu dibuang ketempat sampahatau di bakar. Karena bila di biarkan selain membuat pemandangan yang kurang baik, juga berbahaya.
a. Menebang
      Lebih baik kita tentukan ke arah mana pohon itu akan di robohkan. Kemudian pohon kecil di sekitarnyakita potong sampai radius 2 meter dari pohon yang akan di tebang, bersih dan ayunan kapak ketika menebng tidak terganggu.
      Sesudah siap, kita mulai menebang dengan membuat lubang pada batang kayu itu yang searah dengan rebahan pohon. Ketika lubang kira-kira sudah sampai di pertengahan dari garis menengah pohon, buatlah lubang kedua yang bertentangan arahnya dengan lubang pertama, serta letakan lebih keatas. Jika lubang kedua sudah hampir sampai dibagian tengah batabg kayu, lalu pindah lagi kesemula. Lubang pertama di buat lebih dalam. Tetapi harus mulai hati-hati, karena berat batang kayu itu mulai terasa pada saat itu.
      Bila sudah mulai terasa batang kayu itu akan tumbang, tidak perlu lagi menambah  dalamnya lubang. Melainkan segera pergi jauh-jauh dari situ. Sangat baik sekali jika sebelum penebangan, pada pohon itu di ikatkan tali tang kuat dan besar. Dan pada saat diperkirakan lubang pertama tadi sudah agak dalam, tali di tarik dari tempat yang jauh, arahkan kemana pohon itu akan tumbang. Jika tidak demikian, ada kemungkinan sering terjadi kecelakaan, karena tumbangnya pohomn sering mendadak

b. Cara menebang
Batang kayu yang di tebang di bagian yang agak sedikit sebelah atas tanah. Batang kayu di tebangdi bagian yang berada dalam tanah, jdi tanah sebelunya harus digali terlebih dahulu. Mengayunkan kapak dapat dalm bentuk lingkaran ialah dari bawah memutar menurut arah jarum jam.

MENGHIDUPKAN API
    Sudah banyak yang tahu bahwa orang indian sangat ahli dalam membuat api. Mereka mempergunakan 4 macap api: api permusyawaratan (di dalam kemah atau teepee), api persahabatan dipergunakan secara formal dalam teepee, maka apai persahabatan lebih besar lagi, dan dapat menghangatkan semua penduduk desa, api bisa digunakan untuk memasak. Sedangkan api tanda sangat kecil, di buat dari bara  arang yang membara. Sebelum memasang api, ingatlah selalu supaya berbuat seperti orang yang biasa hidup di hutan. Yaitu menyingkirkan semua rerumputan daun-daun kering, paku-paku, semak-semak di sekelilingnya. Kebekaran hutan sering disebabkan oleh pramuka yang belum berpengalaman, dengan cara yang tidak pantas membuat api unggun. Kalau ada kebakaran di hutan, sediakan cabang-cabang pohon atau kantong-kantong bekas untuk memadamkan api. Para pramuka hendaknya berjaga-jaga untuk memadamkan kebakaran di hutan yang sewaktu-waktu bisa timbul karena kecelakaan, sebagai
 ”kabaikan hati” kepada pemilik tanah atau ternak atau panenan. Tak ada gunanya belajar memasang api dengan mendengarkan bagaimana caranya. Satu-atunya cara adalah memperhatikan petunjuk, lalu mempraktikanya.
Dalam buku “two litlle savages” di berikan petunjuk berupa sajak, sebagai berikut: first a curl of birch  vark as dry it can be then some twings of soft wood dead from of a tree. Last of all some fire knots to make a kettle foam. And there’s a fire to make you think you’re sitting right at home.
Artinya:
      Tatal kulit kayu yang sangat kering dahulu kemudian ranting-ranting kayu halus, yang sudah mati jatuh dari pohon. Akhirnya beberapa potong kayu pinus untuk mendidihkan ketelmu. Itulah api, yang menyebabkan kamu merasa,  kamu benar-benar  ada  di rumah.

      Ingatlah bahwa kesalahan yang biasa anggota baru pramuka ialah mencoba membuat api terlalu besar. Tak ada seorang yang biasa tinggal di hutan berbuat demikian. Untuk membuat api dia hanya mempergunakan kayu sedikit sekali.  Kita pun dapat berbuat seperti itu. Kumpulkan terlebih dahulu kayu bakar itu. Kayu yang baru saja ditebang dan masih hijau, tidak baik. Demikiam pula kayu mati yang sudah lama terlentang diatas tanah. Kalau hendak membuat api, letakan beberapa potong kayu lebar di atas tanh, terutama kalau tanahnya basah. Letakan “penyala” diatas alas itu, bilah-bilah (sembiran) kayu atau bahan lainya yang mudah menyalah. Di atasnya tumpukanlah dalam bentuk piramida cabang-cabang pohon kecil, sembiran kayu kecil bersandar pada penyala tadi yang saling menyandar. Itu semua disebut pemasang. Pemasang yang baik dapat dipasang dengan mudah, caranya ialah sepotong kayu diiris-iris. Lalu didirikan dengan sembiranya ke bawah, ,ke atah tanah.
 Pemasang itu akan lekas terbakar dan menyala. Nyalakanlah ini smua dengan korek api dari bawah pemasang. Penyala api ( fire stuck) yang di buat dari kayu kering yang dibelah-belah merupakan penyala yang baik. Apabila kayu itu telah sungguh-sunguh penyala yang baik. Apabila kayu itu telah sungguh-sungguh menyala, tambahlah dengan lebih banyak kayu yang besar, dan akhirnya balok-balok kayu. Sesudah memasang api, seorang pramuka yang batu akan meniup koreknya dengan membuangnya di tanah. Seorang pemotong rimba akan memotong korek api itu menjadi dua bagian sebelum dibuangnya. Mengapa? Sebab dia tahu, bahwa korek api itu belum mati betul dan masih menyala, jadi buisa saja akan membakar tanganya. Api buat memasak bisa diperoleh dari arang kayu yang merah membara. Dan kalau memakai 3 batang balok besar, balok-balok itu harus di letakan di atas tanah dalam bentuk bintang. Seperti jari-jari roda dengan ujunya di tengah adalah api. Api yang di buat begitu tidak
 akan mati, sebat kalau balok-balok itu habis terbakar tinggal menyorongkanya ke tengah, ke arah api. Sehingga selalu terjadi arang baru yang merah menganga. Ini menghasilkan api yang sedikit sekali menyala atau berasap. Kalau kita menghendaki supaya api terus-menerus menyala pada waktu malam, agar terang, atau untuk menjaga diri, pakailah api bintang dengan sebatang balok panjang sampai pada tengah tidak susah payah membangunkan dahulu untuk membetulkan api. Supaya api tetap menganga semalaman, tutuplah api itu dengan abu. Dengan demikian siap dipakai pagi-pagi benar, karena dengan mudah dapat di tiup sampai menyala.  Di Amerika utara  di buat api reflektor guna memanasi kemah, terutama pada musim dingin. Di dalam grate(perdiangan) pasanglah api piramida yang akan memberikan suhu tinggi. Tentunya harus dibuat sedemikian rupa, sehingga menghadap kearah datangnya angin.
      Seorang pekemah sangat hati-hati dengan api. Kalau dia menggunakan api, dia akan menjaga supaya api itu betul-betul mati sebelum dia meninggalkan tempat. Kemudian di injak-injak sehingga tidak ketinggalan percikan api sedikitpun, yang akan menimbulkan kebakaran. Akhirnya rumput-rumput yang semula di kepinggiran sebelum membuat api, di kembalikan ketempatnya lagi. Sehingga hampir tak ada bekas yang di tinggalkan.
      Capit berguna pada api unggun. Dapat di buat dari sebuah  cabang pohon yang liat. Panjang kira-kira 1 m, tebal 2 cm. keratlah api itu di tengah-tengahnya sampai separuh tebalnya semula. Taruh bagian itu kedalam api(arang yang panas) beberapa menit, kemudian bengkokkan sempai kedua ujngnya bertemu. Paparkan sebelah dalamnya kedua ujung itu sehingga mudah untuk mengambil sesuatu.
      Cara seorang anak dulu mengatasi kesukaran mengenai korek api ialah mendapatkan sebuah stik (tongkat kecil) yang keras, dan dengan tongkat itu ia membuat lubang pada depotong kayu yang empuk. Dengan jalan memutarnya sangat cepat diantara tanganya, dia berhasil membuat bara yang menganga, yang kemudian dapat menyalakan rumput kering atau kulit kayu, dari sinilah dia membuat api. Jauh sekali antara Afrika selatan dan Australia, melalui samudra yang ribuan mil lebarnya. Meski demikian, kalu kita datang ke Australia, ternyata bahwa penduduk asli di sana banyak mempunyai kebiasaan yang sama seperti yang dikerjakan oleh orang liar di Afrika Selatan. Orang indian di Amerika Utara juga mempunyai cara membuat api unggun yang banyak dicontoh oleh pramuka di sana. Dalam hal ini anak indian mengambil suatu poros dari kayu yang keras, dan sambil memegangnya tegak dengan satu tangan, poos itu diputarnya cepat menggunakan sebuah busur yang talimya dibelitkan
 pada
 poros itu.

2. ISYARAT DAN SEMBOYAN
        Bila kita memerlukan pertolongan atau ingin mengirim berita, maka hal itu tidak dapat atau tidak mungkinhanya dengan kata-kata biasa dari mulut ke mulut. Karena hal itu hanya boleh di ketahui oleh orang-orang (badan-badan, lembaga-lembaga) tertentu yang sudah mengetahui. Maka digunakanlah cara-cara berupa semboyan. Memang ada semboyan yang boleh, bahkan harus diketahui oleh orang banyak. Seperti syarat atau rambu-rambu lalu lintas, yang melahan disebarluaskan oleh pengetahuan umum.
        Mula-mula diciptakanya isyarat yang bersifat ialah tahun 1837  dengan diketemukanya cara yang lazim disebut isyarat morse oleh seorang Amerika bernama Mr. Samuel Morse. Kemudiam dia juga menemuan sistem telegraf. Tedinya sistem morse hanya digunakan di Amerika. Tetapi setelah konferesi internasional tahun 1851 di Jenewa semboyan ini digunakan di seluruh dunia.
    Sebelum didapatkan sistem telegrafyang dipergunakan sebagai penghubung ialah isyarat semaphoreyang kebanyakan di pakai di kapal-kapal laut. Dengan adanya kemajuan di bidang telekomonikasi, isyarat semaphore terdesak oleh pesawat telepon, telegraf dan radiogram. Hanya bagi pandu-pandu (sekarang: pramuka) dan pelaut atau pada waktu darurat saja, isyarat semaphore masih digunakan.

MORSE
    Ada 3 macam morse, ialah: morse bendera, morse suara dan morse cahaya. Morse bendera mempergunakan bendera morse (lihat gambar). Morse suara menggunakan bunyi peluit atau ketukan gong, seruling (kapal), kentongan. Morse cahaya menggunaka obor, pelita, senter. Morse berupa bunyi (misalnya peluit) dengan ketukan: bunyi pendek, untuk tanda titik (.), bunyi peluit panjang untuk tanda garis (-), diam selama lima detik untuk jeraj antara huruf. Demikian pula untuk morse cahaya: lampu menyala selama 2 detikuntuk tanda titik, 5 detik untuk tanda garis, keadaan kelap selama 2 detik untuk jarak antara dalam huruf dan gelam 5 detik untuk jarak antara dua huruf.
    Morse bendera untuk tanda titik memakai lambang membentuk 450  untuk srip 900  untuk perhatian (panggilan) melambaikan bendera membentuk angka 8 (delapan). Sedangkan setiap selesai satu kata, lambaikan bendera ke kiri. Ukuran bendera morse adalah 60×90 cm atau 100×150 cm. warna bendera adalah perbedaan dua warna yang mencolok (kontras) dengan komposisi seperti pada gambar. Boleh warna terang diluar dengan warna gelap dijalur tengah atau sebaliknya terserah pada keadaan latar belakang. Warna terang dekat tongkat atau sebaliknya. Warna pun titak mutlak harus hitam-putih. Pakailah merah-kuning bila latar belakang kita hutan yang hijau gelap. Warna hitam-putih cock untuklatar belakang tegalan.

ISYARAT-IASYARAT DALAM PENGIRIMAN MORSE:
Pos pengirim:
Perhatian: VE-VE-VE-dst
Huruf sekala: 8×E
Berita habis: AR- AR-AR-dst
Selesai: good bye = GB
POS PENERIMA
Tunggu    : Q
Saya siap    : K
Mengerti    : E
Ulangi    : IMI
Berita diterima    : R
Selesai    : BG(good bye)

SEMAPHORE
Tanda-tanda untuk pos pengirim dan penerima sama dengan isyarat morse, hanya terdapat sedikit perbedaan. Misalnya, tanda angaka mempergunakan tanda angka semaphore. Untuk memulai tanda hurufnya j. tanda mengerti adalah c. untuk mengirim dan menerima isyarat semaphore, berdirilah ditempat yanga agak tinggi, belatar belakang yang kontras dengan warna bendera yang digunakan.
    Luruskan tanganmu dengan tongkat bendera, dengan menempelkan ujung telunjuk pada tongkat. Bayangkan pirngan tegak dan bahumu sebagai pusatnya, pada piringan itu bayangkan delapan titik. Untuk mengirimkan huruf kamu tempatkan bendera-bendera pada titik tersebutpada satu saat. Jangan hanya mengingat-ingat gambar, mulailah berlath mengirimkan beberapa huruf. Kamu akam menyadari bahwa semaphore tidak sukar, bahkan merupakan cara paling cepat mengirimkan berita dengan bendera. Ukuran bendera semaphore 40×40 cm atau 30×30 cm. panjang tongkatnya 80 cm atau 60 cm. bentuk bendera sudah baku. Warnanya memperlihatakan dua warna yang kontras: merah-kuning, hitam-putih, hitam-kuning, biru-kuning, dll. Untuk menarik perhatian dan memulai mengirim isyarat, diberikan isyarat VE VE VE VE.

3. SANDI
      Sandi adalah pengetahuan mengenai huruf-huruf rahasia, yang hanya dimengerti oleh penerima dan pengirim. Setiap penerima dan pengirin menentukan code sandinya sendiri, sebagai kunci atau dasar pembuatan dam pemecahanya, yang kadang-kadang dituliskan pada suratnya atau tidak.
a. Sandi kotak 1
b. Sandi kotak 2
c. Angka
d. Sandi huruf
e. Sandi huruf bergelombang
f. Sandi huruf besar kecil
g. Sandi bend
h. Sandi lengkung
i. Sandi bahasa
j. Sandi morse palsu
k. Sandi lembah
l. Sandi huruf hidup/mati

MEMBUAT TULISAN RAHASIA
    Tentu saja menulis sandi dengan tulisan biasa (pulpen atau pensil) bukanlah sandi yang sebenarnya. Itu barulah latihan membuat sandi. Sebab sandi yang sebenarnya ditulis pada kertas, tetapi tidak tampak. Kertas tersebut seperti tidak di tulis apa-apa. Untuk membacanya memakai beberapa cara seperti dibawah ini.

Cara air garam
    Campurkan garam dengan air. Ukuran banyaknya berbanding 1:1. kemudian dengan air garam itu kita menulis di atas kertas. Setelah itu kertas dikeringkan, sehingga dengan sendirinya semua tilisat tadi tidak kelihatan. Agar tulusan dapat di baca, kertas tersebut dimasukan kedalam pasu berisi tinta, jangan lama-lama lalu di angkat dan dicelupkan kedalam pasu berisi air yang bersih. Maka tulisan-tulisan tadi muncul sesuai dengan warna tintanya.


Cara air sabun
    Tuliskanberita dengan pena yang telah diberikan sabun. Hal ini tidak gampang, supaya hati-hati dan sabar. Untuk membacanya, kertas dimasukan kedalam air. Maka huruf-huruf itu akan timbul seperti kembang-kembang air.

Cara susu
    Tuliskan berita dengn air susu sebagai tintanya, kemudian keringkan. Tulisan pun tidak akan kelihatan. Untuk menimbulkan hurufnya, diatas kertas tuliskan abu rakok dengan perlahan. Bila mana air susu tadi di campur sedikit dengan air jeruk, setelah kering jelas tidak akan kelihatan. Untuk menimbulkan hurufnya tarulah di atas api. Warna huruf itu sesudah panas akan timbul separuh kuning dan separuh coklat.

Cara air jeruk
    Berita ditulus dengan air jeruk sebagai tintanya. Setelah dikeringkan tulisanya tidak akan kelihatan. Untuk menimbulkanya disetrika dengan setrika panas. Akan timbul huruf berwarna colat. Selain tinta jeruk, dapat juga dicampur ammoniak garam dan air (perbandinangan 1:1), spirtus dengn garam.

Cara kaca
    Ambil dua helai kertas, pensil dan kaca atau cermin. Kertas yang sehelai dibasahi dengan air, lalu di taruh di atas kaca atu cermin tadi. Kertas yang ke dua yang kering, ditaruh di atas kertas yang pertama. Berita ditulis pada kertas kedua. Tulisan yang berbekas pada kertas pertama (yang basah) yang setelah kering tulisan itu akan hilang (tidak kelihatan). Untuk menimbulkan kembali, kertas harus dibasahai lagi dengan air. Hal itu dapat dikerjakan berulang kali, artinya kertas di keringkan untuk menghilangkan tulisan dan di basahi dengan air untuk membaca.




2 komentar:

  1. pertanyaannya adalah, ketika disesuaikan dengan era sekarang..... masih relevan kah semboyan serta pembelajaran tentang kepramukaan diterapkan pada masa kini?, serta konsep yang selama ini berjalan dan dijadikan panduan ini masih bisa dipertahankan atau sesungguhnya perlu diperbaharui dan disesuaikan dengan zaman............. mohon bisa dijelaskan........

    BalasHapus
  2. aas yulliya sari 9-J25 Juli 2011 pukul 19.28

    Terima Kasih Pa

    BalasHapus